Scroll untuk membaca artikel
Denada S Putri
Minggu, 01 September 2024 | 11:59 WIB
Kegiatan Puan Lestari bertajuk Puan Olah Hayati di Oemah Keboen, Samarinda, Sabtu (31/08/2024). [Suara.com/Denada S Putri]

Selain pelatihan memasak, peserta juga diberikan bibit tanaman. Seperti, pohon cabai dan tomat untuk ditanam di rumah.

"Kami berharap ibu-ibu bisa menanam sendiri bahan pangan di rumah, sehingga lebih sehat dan hemat," sambung Hanna.

Dalam pelatihan ini, pelatih olahan pangan Maulana Yudhistira menyebutkan, para peserta diajarkan berbagai resep masakan khas Kalimantan. Bahan yang digunakan juga berasal dari kebun lokal.

Beberapa menu yang diajarkan, antara lain gangan asam kepala baung, sambal goreng kecombrang, oseng-oseng telur biawan, dan pepes ikan baung.

Baca Juga: Tim Inafis Olah TKP Kebakaran Kilang Minyak Balikpapan, Labfor Segera Diterjunkan

"Kami ingin memperkenalkan kembali masakan tradisional yang mungkin sudah jarang dimasak di rumah," ucapnya.

Maulana menambahkan, memasak sendiri di rumah memiliki banyak manfaat, baik dari segi kesehatan maupun lingkungan.

"Dengan memasak sendiri, kita bisa mengontrol kualitas dan kebersihan bahan makanan. Selain itu, kita juga bisa mengurangi sampah plastik dari kemasan makanan instan," tutur pria yang akrab disapa Kak Yudhis itu.

Sebagai kegiatan yang dianggap memberi edukasi kepada IRT, Pengelola Oemah Keboen, Chitia Agustina yang juga terlibat dalam penyelenggaraan Puan Olah Hayati sangat menyambut baik. Dia menyatakan pentingnya memberikan pengetahuan kepada IRT untuk mengolah pangan yang bergizi bagi keluarga.

"Kita tahu sekarang makanan pada serba instan. Nah, kegiatan Puan Olah Hayati ini menjadi semangat bagi ibu-ibu untuk menghidangkan makanan bergizi dengan olahan khas daerah," beber wanita yang biasa dipanggil Tia ini.

Baca Juga: ITB Beri Program Pelatihan Permakultur ke Warga Pemaluan Dekat IKN

Tia berharap, pelatihan semacam ini tak berhenti di satu kegiatan saja. Melainkan, bisa dilaksanakan secara rutin dan berkala.

Load More