SuaraKaltim.id - Banjir yang melanda wilayah Samarinda masih belum menunjukkan tanda-tanda surut. Pemerintah Kota (Pemkot) Samarinda terus melakukan berbagai upaya untuk mengevakuasi warga terdampak.
Fenomena ini mendapat perhatian serius dari Pengamat Kebijakan Publik Universitas Mulawarman, Syaiful Bachtiar, yang menilai bahwa Pemkot perlu membentuk tim khusus guna mengatasi persoalan banjir secara lebih terstruktur.
Berdasarkan data dari Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Samarinda, sebanyak 108 RT terdampak banjir, dengan total 4.118 kepala keluarga atau sekitar 13.354 jiwa yang mengalami dampaknya.
Syaiful mengklasifikasikan banjir di Samarinda menjadi dua kategori utama. Pertama, genangan banjir yang terjadi setelah hujan lebat, yang umumnya surut dalam waktu relatif singkat.
Kedua, genangan banjir yang bertahan dalam jangka waktu lebih lama. Ia menekankan bahwa Pemkot harus lebih fokus dalam menangani banjir, terutama pada kawasan yang mengalami genangan berkepanjangan.
"Jika kita lihat, memang kalau untuk genangan banjir pasca hujan lebat, di beberapa titik cepat turunnya. Namun, ada juga yang beralih ke titik-titik yang lain," ujar Syaiful, disadur dari kaltimtoday.co--Jaringan Suara.com, Jumat (31/01/2025).
Selain itu, ia juga menyoroti peran Bendungan Benanga di Lempake, Samarinda. Menurutnya, pengelolaan bendungan tersebut harus lebih maksimal guna mengurangi dampak banjir di daerah rawan.
"Jadi perlu penggalian lebih dalam di sana, juga diperluas area bendungannya. Selain itu, konsisten juga untuk menjaga lingkungan di sekitar bendungan. Jangan sampai dibuka untuk perumahan-perumahan yang signifikan, apalagi dibuka untuk penambangan batu bara," jelasnya.
Syaiful juga mengingatkan bahwa meskipun banjir di Samarinda dapat dikurangi, menghilangkannya sepenuhnya bukanlah hal yang mudah. Dengan masa tambahan jabatan Andi Harun sebagai Wali Kota Samarinda setelah terpilih kembali, Pemkot diharapkan lebih serius dalam mengurangi dampak banjir.
Baca Juga: Dari Batuk hingga Diare, Banjir di Bengkuring Samarinda Picu Wabah Penyakit
"Kewajiban Pemkot Samarinda adalah mengurangi dampak banjir, baik dari segi ketinggian, wilayah terdampak, maupun lamanya genangan," tegas Syaiful.
Ia pun kembali menekankan pentingnya pembentukan tim khusus untuk menangani banjir secara lebih efektif.
"Soal banjir di Samarinda, pemkot harus membuat tim khusus untuk penanganan banjir," pungkasnya.
Berita Terkait
Terpopuler
- Dana Operasional Gubernur Jabar Rp28,8 Miliar Jadi Sorotan
- Viral Video 7 Menit Ahmad Sahroni dan Nafa Urbach, Praktisi Hukum Minta Publik Berhati-hati
- Prabowo Dikabarkan Kirim Surat ke DPR untuk Ganti Kapolri Listyo Sigit
- Prabowo Incar Budi Gunawan Sejak Lama? Analis Ungkap Manuver Politik di Balik Reshuffle Kabinet
- Tutorial Bikin Foto di Lift Jadi Realistis Pakai Gemini AI yang Viral, Prompt Siap Pakai
Pilihan
-
Ketika Politik dan Ekonomi Turut Membakar Rivalitas Juventus vs Inter Milan
-
Adu Kekayaan Komjen Suyudi Ario Seto dan Komjen Dedi Prasetyo, 2 Calon Kapolri Baru Pilihan Prabowo
-
5 Transfer Pemain yang Tak Pernah Diduga Tapi Terjadi di Indonesia
-
Foto AI Tak Senonoh Punggawa Timnas Indonesia Bikin Gerah: Fans Kreatif Atau Pelecehan Digital?
-
Derby Manchester Dalam 3 Menit: Sejarah, Drama, dan Persaingan Abadi di Premier League
Terkini
-
Dari Rp 2,8 Triliun Jadi Rp 1,6 Triliun, APBD Bontang 2026 Kian Tertekan
-
IKN di Depan Mata, DPRD PPU Fokus Kawal Pembenahan Pesisir
-
Naik Status Jadi PPPK Paruh Waktu, 1.433 TKD Bontang Gaji Tetap UMK
-
Rudy Ong dan Donna Faroek, Simbol Kuatnya Jaringan Mafia Tambang di Era Awang Faroek
-
Demi Proyek IKN, Reforma Agraria di PPU Dipercepat