SuaraKaltim.id - Selama kurang lebih satu tahun, puluhan pekerja proyek Teras Samarinda harus menelan pil pahit akibat tidak mendapatkan upah dari hasil kerja keras mereka. PT Samudra Anugrah Indah Permai (SAIP) dinilai tidak kooperatif dan mangkir atas pembayaran hak-hak para pekerja tersebut.
Tim Reaksi Cepat (TRC) Kaltim yang mengadvokasi setidaknya 84 para pekerja Teras Samarinda, sudah berulang kali melaporkan permasalahan ini ke DPRD Samarinda. Hari ini, Kamis (27/02/2025) pihaknya juga telah melakukan audiensi bersama stakholder yang terlibat.
"Puluhan pekerja yang kami advokasi itu, belum mendapatkan upah selama satu tahun ke belakang. Kurang lebih yang harus dibayarkan sekitar Rp 500 juta," ucap Biro Hukum TRC PPA Kaltim, Sudirman, disadur dari kaltimtoday.co--Jaringan Suara.com.
Sudirman menyebut bahwa pihak perusahaan sudah berkali-kali dipanggil untuk melakukan audiensi. Namun, pihak perusahaan tidak pernah merespon atau hadir.
"Diundang baik-baik tidak pernah datang. Kontraktor ini sudah berulang kali mangkir," sebutnya.
Ia menegaskan, akan melaporkan kasus tersebut atas dugaan penyalahgunaan anggaran dalam proyek Teras Samarinda ke Kejaksaan Negeri (Kejari) dan Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK).
"Kami akan melaporkan dugaan penyalahgunaan anggaran sebesar Rp 36,9 miliar dalam proyek Teras Samarinda. Berkas yang telah kami siapkan akan segera kami antar langsung ke Kejari setelah ini," jelasnya.
Kondisi memprihatinkan pun terungkap ketika pihak dari pekerja Teras Samarinda menyampaikan bahwa hak-hak mereka belum dibayarkan hingga sekarang.
"Kami sudah setahun menunggu hak kami dibayar. Setelah audiensi di DPRD pun belum ada kejelasan. Banyak dari kami yang hidup susah, bahkan ada yang diusir dari kontrakan," ujar Rina selaku istri pekerja Teras Samarinda.
Baca Juga: Audit Parkir Samarinda: Dugaan Ketidakwajaran Setoran Mulai Terungkap
Selain itu, Anggota Komisi III DPRD Samarinda Abdul Rohim juga sempat terlibat keributan bersama pihak PUPR Samarinda, dalam memperjuangkan hak-hak para pekerja Teras Samarinda.
"Itu bentuk ekspresi atas keprihatinan kita terhadap puluhan pekerja Teras Samarinda yang upahnya belum terbayar. Ini bukan hanya soal uang, tetapi berdampak pada aspek kesehatan, pendidikan, tempat tinggal para pekerja Teras Samarinda itu sendiri," tutupnya.
Berita Terkait
Terpopuler
- 5 Mobil Bekas 30 Jutaan untuk Harian, Cocok buat Mahasiswa dan Keluarga Baru
- Gibran Hadiri Acara Mancing Gratis di Bekasi, Netizen Heboh: Akhirnya Ketemu Jobdesk yang Pas!
- 7 Mobil Bekas Terbaik untuk Anak Muda 2025: Irit Bensin, Stylish Dibawa Nongkrong
- Suzuki Ignis Berapa cc? Harga Bekas Makin Cucok, Intip Spesifikasi dan Pajak Tahunannya
- STY Siap Kembali, PSSI: Tak Mudah Cari Pelatih yang Cocok untuk Timnas Indonesia
Pilihan
-
Heboh di Palembang! Fenomena Fotografer Jalanan Viral Usai Cerita Istri Difoto Tanpa Izin
-
Tak Mau Ceplas-ceplos Lagi! Menkeu Purbaya: Nanti Saya Dimarahin!
-
H-6 Kick Off: Ini Jadwal Lengkap Timnas Indonesia di Piala Dunia U-17 2025
-
Harga Emas Hari Ini Turun: Antam Belum Tersedia, Galeri 24 dan UBS Anjlok!
-
5 Fakta Wakil Ketua DPRD OKU Parwanto: Kader Gerindra, Tersangka KPK dan Punya Utang Rp1,5 Miliar
Terkini
-
BMKG Kaltim Peringatkan Potensi Cuaca Ekstrem Tiga Hari ke Depan
-
Minim Transparansi, Warga Samarinda Kecewa Proses Ganti Rugi Proyek Terowongan
-
KUR Serap 11 Juta Tenaga Kerja, UMKM Jadi Motor Perekonomian Nasional
-
Ekspor Sawit ke Eropa Masih Aman Asal Petani Ikut Patuhi EUDR
-
Medan Perang Generasi Z Bukan Lagi di Dunia Nyata, tapi di Dunia Digital