SuaraKaltim.id - Temuan dugaan kecurangan dalam distribusi MinyaKita menarik perhatian publik. Sejumlah pedagang di Samarinda mulai khawatir akan dampaknya, termasuk Aminah, seorang penjual di Pasar Harapan Baru, Kecamatan Loa Janan Ilir.
Saat ditemui pada Kamis (13/03/2025) kemarin, Aminah mengaku resah dengan kabar tersebut. Meskipun sejauh ini ia belum pernah menerima keluhan dari konsumen, ia tetap takut terseret dalam polemik ini.
"Bukannya saya tidak percaya diri, tapi kalau ada berita seperti ini, tetap ada rasa takut. Takut disalahkan, padahal saya cuma menjual barang yang memang sudah tersedia," ujarnya, disadur dari Presisi.co--Jaringan Suara.com, Minggu (16/03/2025).
Aminah menilai, persoalan ini lebih disebabkan oleh beberapa perusahaan yang tidak bertanggung jawab dalam mendistribusikan MinyaKita.
Menurutnya, minyak goreng subsidi tersebut diproduksi oleh berbagai perusahaan, dan tidak semuanya melakukan kecurangan.
“Sebenarnya banyak MinyaKita yang kualitasnya bagus dan sesuai, tapi ada juga yang volumenya dikurangi. Itu tergantung PT yang mengelolanya,” ungkapnya.
Ia pun mengaku kesulitan membedakan mana produk yang berasal dari perusahaan yang jujur dan mana yang tidak.
"Saya kadang bingung juga, takut salah ambil barang. Untungnya sejauh ini tidak ada yang protes," tambahnya.
Sementara itu, seorang pembeli bernama Rahman turut mengomentari isu ini. Ia mengaku kecewa karena setelah kasus dugaan oplosan BBM, kini minyak goreng juga menjadi masalah.
Baca Juga: Jadwal Buka Puasa untuk Balikpapan, Samarinda dan Bontang 13 Maret 2025
“Macam mana negara ini? Kemarin bensin, sekarang minyak goreng. Tidak lama lagi, gas 3 kg mungkin isinya angin saja. Kacau!” cetusnya dengan nada kesal.
Baik Aminah maupun Fadil berharap pemerintah bisa bertindak tegas dan cepat menyelesaikan persoalan ini. Mereka menekankan bahwa kebutuhan pokok masyarakat tidak seharusnya dimainkan oleh pihak-pihak yang tidak bertanggung jawab.
"Harapannya, janganlah main-main dengan kebutuhan pokok. Kita pakai ini buat makan keluarga di rumah," pungkas Aminah.
Kontroversi MinyaKita di Kalimantan Timur (Kaltim) mencakup beberapa isu utama, antara lain:
Ketidaksesuaian Takaran
- Salah satu masalah yang paling sering dikeluhkan adalah ketidaksesuaian antara takaran yang tertera di kemasan dengan isi sebenarnya.
- Beberapa konsumen menemukan bahwa volume MinyaKita yang mereka beli lebih sedikit dari yang seharusnya.
- Hal ini menimbulkan kekecewaan dan kecaman, terutama karena terjadi di bulan Ramadan, ketika kebutuhan akan minyak goreng meningkat.
- Temuan ini terjadi di beberapa wilayah di Kaltim, salah satunya di Kutai Timur.
Harga Melebihi Harga Eceran Tertinggi (HET)
Tag
Berita Terkait
Terpopuler
- Mbah Arifin Setia Tunggu Kekasih di Pinggir Jalan Sejak 70an Hingga Meninggal, Kini Dijadikan Mural
- Di Luar Prediksi, Gelandang Serang Keturunan Pasang Status Timnas Indonesia, Produktif Cetak Gol
- Gibran Ditangkap Bareskrim Polri, Kronologi Jadi Tersangka dan Kasusnya
- Resmi Thailand Bantu Lawan Timnas Indonesia di Ronde 4 Kualifikasi Piala Dunia 2026
- Tanggal 18 Agustus 2025 Cuti Bersama atau Libur Nasional? Simak Aturan Resminya
Pilihan
-
Fakta-fakta Emas Sungai Eufrat, Tanda Hari Kiamat Sudah Dekat?
-
Usul Ditolak, Suara Dibungkam, Kritik Dilarang, Suporter Manchester United: Satu Kata, Lawan!
-
DTKS Resmi Berubah Jadi DTSEN, Ini Cara Update Desil Agar Tetap Terima KIP Kuliah
-
Jalan Terjal Jay Idzes ke Torino, Il Toro Alihkan Incaran ke Bek 1,97 M
-
Sri Mulyani Ungkap Kejanggalan Angka Pertumbuhan Ekonomi 5,12 Persen yang Bikin Publik Melongo!
Terkini
-
Sekolah Rakyat Bontang Bakal Punya Asrama, Klinik, dan Fasilitas Olahraga Lengkap Berstandar FIFA
-
Bendera One Piece Viral, Kapolres Samarinda: Ini Bukan Anime, Ini HUT RI!
-
Debu Batu Bara Cemari Laut Kaltim, DLH: STS dan Pembersihan Tongkang Harus Diawasi
-
Di Tengah Proyek IKN, PPU Tetap Fokus Bantu Warga Miskin Akses Sekolah
-
Bendera Jolly Roger Diingatkan Polisi Samarinda: Boleh Tren, Tapi Bukan di 17-an