Scroll untuk membaca artikel
Denada S Putri
Selasa, 22 April 2025 | 20:26 WIB
Air merendam jalan di Sepaku Lama beberapa waktu lalu sebab Sungai Sepaku meluap. [ANTARA]

SuaraKaltim.id - Sembilan keluarga di Kecamatan Sepaku, Kabupaten Penajam Paser Utara (PPU), Kalimantan Timur (Kaltim) masih menolak tawaran kompensasi yang diberikan oleh pemerintah atas pembebasan lahan untuk proyek intake Sungai Sepaku dan normalisasi bantaran sungai sepanjang 4.500 meter.

Proyek ini adalah bagian dari kawasan pembangunan Ibu Kota Nusantara (IKN).

Para keluarga tersebut mengeluhkan nilai kompensasi yang dianggap tidak adil dan jauh lebih rendah dibandingkan dengan yang diterima oleh warga lain di tahap sebelumnya.

"Pada kami ditawarkan harga Rp 236.500 per meter persegi untuk lahan dan Rp 350.000 per meter persegi untuk bangunan. Harga ini selain berbeda dari harga yang diberikan kepada warga lain yang terdampak dibebaskan sebelum kami, juga membuat kami tidak bisa mendapatkan lahan baru atau membangun rumah baru di tempat lain," ungkap Perwakilan warga, Usman, disadur dari ANTARA, Selasa (22/04/2025).

Baca Juga: Maruarar Panggil AHY dan Basuki, Bahas Nasib Tower Hunian IKN

Usman juga menyampaikan ketidakpahaman mereka terkait perbedaan harga antara warga yang dibebaskan di tahap kedua, yang mendapat tawaran lebih tinggi.

"Kami juga tidak paham mengapa harganya dibedakan, kami juga saat ini kesulitan air bersih dan kebanjiran bila hujan,” jelasnya.

Proyek yang dilaksanakan oleh Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) ini bertujuan untuk menyediakan fasilitas air bersih dan mengendalikan banjir di Sepaku Lama, yang merupakan kawasan rendah dan rawan banjir.

Namun, meskipun ada klaim untuk membantu warga dengan menyediakan air bersih, kenyataan yang dihadapi beberapa warga adalah kesulitan akses terhadap air bersih dan kerusakan infrastruktur akibat banjir.

Ketua Satuan Tugas Pelaksanaan Pembangunan Infrastruktur IKN, Danis Sumadilaga, mengungkapkan bahwa proyek intake Sungai Sepaku dibangun dengan kapasitas produksi air 3.000 liter per detik, yang akan mengalirkan air ke berbagai fasilitas pemerintah dan permukiman, termasuk rumah susun ASN.

Baca Juga: 64 Ribu Wisatawan Kunjungi IKN, Balikpapan Jadi Titik Transit Utama

Selain itu, menurut Silvia Halim dari Otorita IKN, air dari proyek ini juga akan disalurkan untuk kebutuhan masyarakat melalui PDAM PPU.

Namun, meskipun proyek ini dirancang untuk memitigasi masalah air dan banjir, dampak sosial yang ditimbulkan, seperti ketidakpuasan warga atas perbedaan harga ganti rugi dan kerusakan lingkungan, masih menjadi masalah yang belum terselesaikan dengan baik.

Warga yang terdampak merasa tidak dihargai dan terpinggirkan dari proses pembangunan yang seharusnya melibatkan mereka dengan adil.

Proyek ini, yang melibatkan dana pembebasan lahan sebesar Rp 9,8 miliar, terus berjalan, meskipun kritik mengenai ketidakadilan dalam pembebasan lahan dan klaim kompensasi yang tidak sesuai dengan ekspektasi warga terus mengemuka.

Proyek Intake Sungai Sepaku. [WIKIPEDIA]

Mengenal Proyek Intake Sungai Sepaku: Jaminan Air Baku untuk IKN

Proyek Intake Sungai Sepaku merupakan salah satu infrastruktur vital yang dibangun untuk memastikan ketersediaan air baku yang berkelanjutan bagi kebutuhan domestik dan komersial di IKN.

Intake sendiri adalah bangunan atau struktur pengambilan air dari sumber air seperti sungai, danau, atau waduk. Dalam konteks IKN, Sungai Sepaku menjadi sumber utama air baku yang akan diolah menjadi air bersih.

Urgensi dan Tujuan Pembangunan Intake Sungai Sepaku

Pembangunan IKN sebagai pusat pemerintahan dan permukiman baru memerlukan pasokan air bersih yang handal dan berkualitas tinggi.

Proyek Intake Sungai Sepaku hadir untuk menjawab kebutuhan tersebut dengan beberapa tujuan utama:

  • Menyediakan Air Baku untuk Pengolahan: Intake ini berfungsi untuk mengambil air dari Sungai Sepaku dalam jumlah yang memadai untuk selanjutnya diproses di Instalasi Pengolahan Air (IPA) menjadi air bersih yang siap didistribusikan kepada penduduk dan berbagai fasilitas di IKN.
  • Memastikan Keberlanjutan Pasokan Air: Dengan desain dan kapasitas yang tepat, intake ini diharapkan dapat menjamin ketersediaan air baku dalam jangka panjang, seiring dengan pertumbuhan populasi dan perkembangan IKN.
  • Mendukung Konsep Kota Berkelanjutan: Pengelolaan sumber air yang baik melalui intake yang efisien merupakan bagian penting dari konsep IKN sebagai kota yang berkelanjutan dan ramah lingkungan.
  • Mengurangi Ketergantungan pada Sumber Air Lain: Dengan mengoptimalkan potensi Sungai Sepaku, IKN dapat mengurangi ketergantungan pada sumber air lain di wilayah sekitar, memastikan kemandirian dalam pemenuhan kebutuhan air.

Desain dan Spesifikasi Teknis (Umum)

Meskipun detail spesifik proyek dapat bervariasi, secara umum, proyek Intake Sungai Sepaku kemungkinan melibatkan beberapa elemen desain dan spesifikasi teknis berikut:

Bangunan Pengambilan Air (Intake Structure): Struktur utama yang dibangun di tepi atau di tengah sungai untuk mengalirkan air ke unit selanjutnya.

Desainnya mempertimbangkan fluktuasi debit air sungai, kualitas air, dan potensi sedimentasi.

  • Pompa Intake: Pompa-pompa berkapasitas besar yang berfungsi untuk menghisap air dari sungai dan memompanya menuju pipa transmisi ke IPA.
  • Saringan (Screening): Sistem penyaringan awal untuk menghilangkan material kasar seperti sampah, daun, dan benda-benda lain yang terbawa aliran sungai, melindungi pompa dan peralatan pengolahan air selanjutnya.
  • Pipa Transmisi Air Baku: Jaringan pipa yang menghubungkan bangunan intake dengan Instalasi Pengolahan Air (IPA). Pipa ini dirancang untuk mengalirkan air dalam jumlah yang dibutuhkan dengan efisien.
  • Bangunan Pengendali dan Monitoring: Fasilitas untuk memantau debit air yang diambil, kualitas air awal, dan operasional pompa, serta sistem pengendalian untuk menjaga kinerja intake.
  • Potensi Bendungan Kecil atau Weirs: Untuk menjaga elevasi air sungai agar pengambilan air tetap optimal, terutama saat musim kemarau, mungkin dibangun bendungan kecil atau weirs di sekitar area intake.

Lokasi Strategis Sungai Sepaku

Sungai Sepaku dipilih sebagai sumber air baku utama untuk IKN karena beberapa faktor strategis:

  • Ketersediaan Debit Air: Sungai Sepaku memiliki potensi debit air yang cukup untuk memenuhi kebutuhan IKN di masa mendatang.
  • Kualitas Air yang Relatif Baik: Meskipun perlu pengolahan, kualitas air Sungai Sepaku dianggap relatif lebih baik dibandingkan beberapa sumber air lain di sekitar kawasan tersebut.
  • Lokasi yang Mendukung: Posisi Sungai Sepaku relatif dekat dengan kawasan inti IKN, sehingga memudahkan pembangunan infrastruktur intake dan pipa transmisi.

Peran dalam Ekosistem IKN

Proyek Intake Sungai Sepaku memainkan peran krusial dalam memastikan keberlangsungan hidup dan aktivitas di IKN Nusantara. Ketersediaan air bersih yang terjamin akan mendukung:

  • Kebutuhan Domestik: Memenuhi kebutuhan air minum, sanitasi, dan kebutuhan rumah tangga lainnya bagi penduduk IKN.
  • Kebutuhan Komersial dan Industri: Mendukung operasional berbagai fasilitas komersial, perkantoran, dan potensi industri di IKN.
  • Pertanian dan Ruang Terbuka Hijau: Menyediakan air untuk irigasi dan menjaga keindahan serta keberlanjutan ruang terbuka hijau di IKN.

Tantangan dan Pertimbangan

Dalam pembangunan dan operasional Intake Sungai Sepaku, beberapa tantangan dan pertimbangan perlu diperhatikan:

  • Pengelolaan Lingkungan Sungai: Memastikan pembangunan intake tidak merusak ekosistem Sungai Sepaku dan menjaga kualitas air dari potensi pencemaran.
  • Pengendalian Sedimentasi: Mengatasi masalah sedimentasi yang dapat mengurangi kapasitas intake dan mempengaruhi kualitas air baku.
  • Fluktuasi Debit Air: Mengantisipasi perubahan debit air sungai akibat musim kemarau atau curah hujan tinggi.
  • Teknologi Pengambilan Air yang Tepat: Memilih teknologi intake yang efisien, ramah lingkungan, dan sesuai dengan karakteristik Sungai Sepaku.

Load More