SuaraKaltim.id - Insiden tabrakan kembali menghantam Jembatan Mahakam I. Pada Sabtu malam (26/4/2025) sekitar pukul 23.00 WITA, tongkang bermuatan batu bara, BG Azamara 3035, yang dikendalikan oleh Tug Boat (TB) Liberty, menabrak pilar kedua dari arah Samarinda Seberang.
Benturan keras ini menambah daftar panjang kasus kecelakaan di jalur vital Sungai Mahakam, menimbulkan kekhawatiran atas stabilitas jembatan yang sudah berdiri lebih dari 40 tahun.
Keterangan dari Satpolairud Polresta Samarinda menyebutkan bahwa tongkang yang sarat muatan tersebut awalnya terseret derasnya arus sungai.
Warga di sekitar Hotel Haris melaporkan mendengar suara mesin TB Liberty yang meraung keras, berusaha mengendalikan tongkang sebelum akhirnya muncul kepulan asap hitam.
Baca Juga: Penutupan Jembatan Mahakam Berpotensi Timbulkan Kemacetan, Ini Imbauan Dishub
Dalam upaya mengendalikan situasi, tali towing yang menghubungkan tug boat dengan tongkang putus. Tanpa kendali, tongkang pun terbawa arus dan menabrak pilar utama di sisi Samarinda Kota.
"Kami tadi malam langsung melakukan olah TKP sekitar pukul 12 malam. Saat ini masih dalam tahap penyelidikan. Tali pengikat yang putus menjadi bagian penting dari analisis kami, untuk menentukan faktor-faktor penyebab insiden," jelas Bripka Mustajib dari Satpolairud Polresta Samarinda.
Saat ini, kapten tug boat bersama seluruh anak buah kapalnya telah diamankan untuk diperiksa lebih lanjut.
Peristiwa ini bukan kejadian pertama. Pada 16 Februari 2025, Jembatan Mahakam I juga pernah dihantam tongkang bermuatan kayu, mengakibatkan kerusakan berat pada fender pelindung jembatan.
Dua insiden besar dalam tiga bulan terakhir ini pun memunculkan kritik tajam dari berbagai kalangan.
Baca Juga: Sculpture Pesut Rp 1,8 Miliar di Jembatan Mahakam IV: Estetika atau Pemborosan?
Wakil Ketua Komisi II DPRD Kaltim, Sapto Setyo Pramono, mengkritik lemahnya pengawasan di Sungai Mahakam sebagai akar masalah utama.
"Sejak dulu sudah diatur dalam Perda Nomor 1 Tahun 1989, bahwa area steril di sekitar jembatan adalah 500 meter dari jembatan, dan 5 kilometer di kanan kirinya. Kalau ini tetap dilanggar, maka itu sudah masuk ranah pidana. Tidak bisa lagi ditolerir," tegas Sapto.
Menurut Sapto, pengawasan yang longgar dan tidak adanya sanksi tegas membuat kejadian serupa terus berulang.
"Ini bukan sekadar soal tali putus. Ini soal sistem mitigasi yang tidak berjalan. Kalau mitigasi lengkap, tali putus pun tidak akan menyebabkan tongkang membentur jembatan karena ada pengaman berlapis," tambahnya.
Sapto juga mendesak dilakukan evaluasi menyeluruh terhadap pola pelayaran di Sungai Mahakam, termasuk mengusulkan pembentukan zona khusus tambat kapal yang jauh dari objek vital seperti Jembatan Mahakam I.
"Area tambat harus ditentukan khusus dan jauh dari jembatan. Bukan seenaknya menambat di ujung jembatan seperti sekarang. Itu berbahaya. Apapun bentuknya, pihak KSOP dan Pelindo harus bertanggung jawab," katanya.
- 1
- 2
Berita Terkait
Tag
Terpopuler
- Pemain Keturunan Berbandrol Rp208 M Kirim Kode Keras Ingin Bela Timnas Indonesia
- 7 Rekomendasi Mobil Jepang Bekas Tahun Muda Mulai Rp60 Jutaan, Cocok Dipakai Harian
- 5 Rekomendasi Mobil Sedan Bekas di Bawah Rp50 Juta, Performa Masih Tangguh
- Pemain Keturunan Rp 312,87 Miliar Juara EFL Masuk Radar Tambahan Timnas Indonesia untuk Ronde 4
- 6 Rekomendasi City Car Bekas Mulai Rp29 Jutaan: Murah dan Irit Bensin
Pilihan
-
Timses Prabowo Gibran Masuk Jajaran Dewan Komisaris Pertamina, Intip Rekam Jejaknya
-
Setelah BMW, Kini Kaesang Muncul dari Balik Pintu Mobil Listrik Hyptec HT
-
8 Rekomendasi Printer Termurah dan Terbaik untuk Mahasiswa, Harga di Bawah Rp1 Juta
-
Pesawat Air India Boeing 787 Jatuh Setelah Lepas Landas di Ahmedabad, Bawa 242 Penumpang
-
Sebut Ada Kejanggalan, Rismon Sianipar Bakal Cek Lokasi KKN Jokowi di Boyolali
Terkini
-
Harga Tak Sesuai HET, Elpiji 3 Kg Dijual Hingga Rp 40 Ribu di Samarinda
-
Skema PJLP dan Bantuan Modal Jadi Opsi Pemkot Bontang untuk Honorer Pasca-Penghapusan
-
IKN Butuh Pangan, Korea Selatan Investasi Rp 300 Miliar di Sektor Pertanian PPU
-
4 Syarat Beasiswa BSI Scholarship 2025 dan Cara Daftar: Kuliah Gratis, Uang Saku Rp 1,5 Juta!
-
EBIFF 2025, Strategi Kaltim Dorong Ekonomi Kreatif dan Produk Lokal Go Global