Scroll untuk membaca artikel
Denada S Putri
Minggu, 04 Mei 2025 | 19:48 WIB
Foto dari udara yang menunjukkan antrean tongkang batu bara yang melintas di Sungai Mahakam. [Presisi.co]

Jembatan Mahakam I Nyaris Ambruk? Investigasi dan Desakan Tutup Total

Setelah insiden sebelumnya pada Minggu, 16 Februari 2025, Jembatan Mahakam I kembali ditabrak kapal yang tengah melintas pada Sabtu malam, 26 April 2025.

Dua kejadian terbaru ini tercatat berlangsung di luar jam operasional yang diizinkan untuk aktivitas penggolongan kapal.

Kabar mengenai insiden ini pertama kali tersebar lewat akun Instagram @info_samarinda_ yang membagikan rekaman kerusakan pada fender Jembatan Mahakam I.

Baca Juga: Dorong Kesetaraan Gender, Pejabat Perempuan Isi Jabatan Strategis di Pemprov Kaltim

Dalam video tersebut, tampak fender mengalami pembengkokan dan kerusakan parah pada bagian karet penyangganya.

“Ini yang dihajar, peyot sudah na. Ya Allah ai peyot na pilarnya, tiang yang paling depan,” ujar Abdul Giaz, anggota Komisi II DPRD Kaltim, yang merekam kondisi tersebut. Video itu diunggah ulang oleh akun Instagram tersebut pada Minggu pagi, 27 April 2025 sekitar pukul 08.00 WITA.

Menanggapi kejadian tersebut, DPRD Kaltim mengadakan Rapat Dengar Pendapat (RDP) pada Senin, 28 April 2025 guna membahas insiden tabrakan kedua di tahun ini terhadap jembatan yang sama.

Meskipun sebelumnya Badan Besar Pelaksanaan Jalan Nasional (BBPJN) menyatakan bahwa kondisi jembatan masih layak dilalui, peristiwa terbaru mendorong perlunya penyelidikan tambahan.

Hendro Satrio, Kepala BBPJN Kaltim, mengungkapkan bahwa terdapat kerusakan pada pelat kepala pilar, dengan struktur bagian atas jembatan menunjukkan perubahan.

Baca Juga: Dari DPR ke Medsos, Celetukan Rudy Masud yang Jadi Bumerang

Ia menjelaskan bahwa tabrakan dari arah berbeda membuat posisi rantai jembatan berubah dari miring menjadi lebih tegak.

“Kami mengusulkan agar Jembatan Mahakam I ditutup sementara untuk pengujian lebih lanjut,” katanya dalam RDP di DPRD Kaltim.

Pada Rabu, 30 April 2025, BBPJN melakukan sejumlah pengujian teknis guna memastikan keamanan dan kelayakan jembatan yang merupakan salah satu jalur vital transportasi di Samarinda.

Hendro menyebutkan, tiga metode pengujian utama dilakukan: pengukuran geometrik untuk mendeteksi perubahan struktur, uji pembebanan dinamis menggunakan truk 8 hingga 12 ton yang melaju cepat, serta pengujian beton pilar 4 dengan metode Ultrasonic Pulse Velocity (UPV).

Berdasarkan berita acara, saat kejadian, kapal tongkang tidak sedang dalam proses penggolongan melainkan tengah berlabuh.

Ketika upaya memperpendek tali pengikat dilakukan karena dinilai terlalu panjang, tali justru terputus akibat arus deras sekitar pukul 23.15 WITA. Akibatnya, kapal tongkang kehilangan kendali dan menghantam tiang Jembatan Mahakam I.

Load More