Scroll untuk membaca artikel
Denada S Putri
Selasa, 06 Mei 2025 | 18:11 WIB
Ilustrasi Pertamax. [Ist]

SuaraKaltim.id - Wali Kota Samarinda, Andi Harun, menegaskan bahwa kerusakan pada kendaraan bermotor yang sempat marak di Kota Tepian bukan disebabkan oleh kondisi tangki kendaraan, melainkan karena turunnya kualitas BBM jenis Pertamax yang beredar di beberapa SPBU.

Dalam konferensi pers pada Senin, 5 Mei 2025, ia menyampaikan hasil uji independen terhadap BBM tersebut sebagai bentuk respons atas keresahan masyarakat yang mencurigai adanya kejanggalan pada bahan bakar.

Sebelumnya, uji internal dari pihak Pertamina menyatakan bahwa kualitas Pertamax masih dalam batas standar sesuai SK Dirjen Migas No. 3674K/24/DJM/2006.

Namun Pemkot Samarinda memilih langkah berbeda dengan melibatkan institusi akademik.

Baca Juga: BBM Bermasalah, Pertamina Janji Buka Bengkel Gratis di 10 Daerah Kaltim

Uji laboratorium dilakukan oleh tim independen yang dipimpin Politeknik Negeri Samarinda, berkolaborasi dengan sejumlah kampus lainnya.

Mereka menguji tiga sampel bahan bakar yang diambil dari kendaraan yang mengalami gangguan.

“Tiga sampel Pertamax yang tim independen lakukan uji coba berasal dari kendaraan terdampak. Seluruhnya menunjukkan angka RON di bawah standar yaitu 86,7, 89,6, dan terakhir 91,6,” katanya merinci, disadur dari kaltimtoday.co--Jaringan Suara.com, Selasa, 6 Mei 2025.

Wali Kota Samarinda Andi Harun saat melangsungkan Konferensi Pers terkait hasil temuan kualitas BBM Pertamax. [kaltimtoday.co]

Sebagai perbandingan, angka RON minimal untuk Pertamax adalah 92.

Salah satu sampel dengan RON tertinggi kemudian diteliti lebih lanjut dengan menggali parameter lainnya.

Baca Juga: Motor Brebet dan BBM Aneh, DPRD Kaltim Desak Pertamina Tanggung Jawab

Hasilnya, ditemukan empat indikator yang menyimpang dari spesifikasi seharusnya.

Load More