SuaraKaltim.id - Upaya perbaikan sistem penilaian pendidikan nasional terus digencarkan.
Ketua Komisi X DPR RI, Hetifah Sjaifudian, bersama Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbudristek) menggelar workshop bertema “Paradigma Baru Evaluasi Pendidikan” di Hotel Mercure Samarinda, Sabtu, 24 Mei 2025.
Fokus utama kegiatan ini adalah memperkenalkan Tes Kompetensi Akademik (TKA) sebagai pengganti Ujian Nasional (UN).
TKA dirancang sebagai alat ukur kemampuan siswa yang bersifat individual, tidak lagi bergantung pada zonasi maupun status akreditasi sekolah sebelumnya.
Hal ini diharapkan dapat membuka ruang kompetisi yang lebih setara antar pelajar dari berbagai latar belakang.
“Supaya anak-anak juga termotivasi belajarnya. Tapi di sisi lain, kita juga tetap ingin mempertahankan hal-hal yang sudah bagus dan menciptakan sistem atau lingkungan yang nyaman bagi pendidikan,” kata Hetifah.
Latar belakang kebijakan ini didorong oleh hasil studi internasional, di mana 43,21% pelajar Indonesia berada pada kuintil sosio-ekonomi terbawah versi PISA 2022—angka yang menempatkan Indonesia di urutan keempat secara global setelah Kamboja, Maroko, dan Guatemala.
Meski peringkat Indonesia meningkat, tren skor kemampuan membaca, matematika, dan sains justru menurun dalam periode 2009–2022.
Hetifah menyebut, hasil TKA nantinya juga akan dimanfaatkan sebagai dasar seleksi masuk ke jenjang pendidikan lebih tinggi.
Baca Juga: BMKG: Waspada Pasang Laut 2,9 Meter di Pesisir Kaltim Akhir Mei
Mulai dari jalur prestasi SMA hingga seleksi penerimaan murid baru (SPMB) untuk SD dan SMP.
“Jadi memang metode pengukuran ini dilakukan untuk mengukur kemampuan siswa secara individu. Jadi, kita punya penilaian terhadap hasil belajar siswa dan nanti itu bisa digunakan untuk mengikuti jenjang lanjutan,” jelasnya.
Soal-soal TKA akan berbasis kemampuan berpikir tingkat tinggi atau High Order Thinking Skills (HOTS), dengan pendekatan seperti ujian masuk PTN.
Fokus ujiannya meliputi literasi bahasa (Indonesia dan Inggris) serta numerasi, dengan dua mata pelajaran tambahan sesuai minat siswa.
Sistem ujian ini akan dilakukan secara Computer Assisted Test (CAT) dan mulai diterapkan di level SMA pada November 2025.
Kepala Badan Standar, Kurikulum, dan Asesmen Pendidikan, Toni Toharuddin, menyatakan TKA bukan sekadar perubahan teknis, melainkan lompatan paradigma dalam dunia penilaian pendidikan nasional.
Tag
Berita Terkait
Terpopuler
- 4 Link DANA Kaget Khusus Jumat Berkah: Klaim Saldo Gratis Langsung Cuan Rp 345 Ribu
- Owner Bake n Grind Terancam Penjara Hingga 5 Tahun Akibat Pasal Berlapis
- Beda Biaya Masuk Ponpes Al Khoziny dan Ponpes Tebuireng, Kualitas Bangunan Dinilai Jomplang
- 5 Link DANA Kaget Terbaru Bernilai Rp 434 Ribu, Klaim Sekarang Sebelum Kehabisan!
- Unggahan Putri Anne di Tengah Momen Pernikahan Amanda Manopo-Kenny Austin Curi Perhatian
Pilihan
-
Grand Mall Bekasi Tutup, Netizen Cerita Kenangan Lawas: dari Beli Mainan Sampai Main di Aladdin
-
Jay Idzes Ngeluh, Kok Bisa-bisanya Diajak Podcast Jelang Timnas Indonesia vs Irak?
-
278 Hari Berlalu, Peringatan Media Asing Soal Borok Patrick Kluivert Mulai Jadi Kenyataan
-
10 HP dengan Kamera Terbaik Oktober 2025, Nomor Satu Bukan iPhone 17 Pro
-
Timnas Indonesia 57 Tahun Tanpa Kemenangan Lawan Irak, Saatnya Garuda Patahkan Kutukan?
Terkini
-
Jumat Berkah Makin Cuan: Sikat Saldo ShopeePay Gratis Rp2,5 Juta, Langsung Cair!
-
CEK FAKTA: Ramai Video Kapal Bantuan Tiba di GazaFaktanya dari Tunisia!
-
Harta Karun Biru Kalimantan Timur: Potensi Karbon Laut Bernilai Ratusan Ribu Dolar AS Terungkap!
-
CEK FAKTA: Infeksi Cacing Bukan Karena Mi Instan, Ini Penjelasan Dokter
-
Pengamat Ingatkan Rotasi Pejabat Kaltim Tak Jadi Ajang Politik Balas Budi