100 Hari Rudy Masud Dikritik Mahasiswa, Seno Aji Pilih Jalan Dialog
Aliansi Gabungan Mahasiswa Kalimantan Timur (Kaltim) menyuarakan kritik keras terhadap 100 hari kerja pemerintahan Gubernur Kaltim Rudy Mas’ud melalui aksi unjuk rasa di depan Kantor Gubernur di Samarinda, Rabu, 4 Juni 2025.
Di tengah sorotan terhadap berbagai janji kampanye yang dinilai belum terealisasi, Wakil Gubernur Kaltim Seno Aji merespons dengan pendekatan terbuka dan mengajak mahasiswa berdiskusi langsung.
Seno menyampaikan bahwa pemerintah provinsi menghargai masukan yang disampaikan dan akan menindaklanjuti tuntutan tersebut secara serius.
Mengenai isu tambang ilegal yang menjadi sorotan publik, Seno memastikan bahwa penanganan akan dilakukan sesuai dengan regulasi.
Ia juga menyinggung urgensi peningkatan kontribusi sosial perusahaan tambang di Kaltim.
"Gubernur Rudy Mas'ud telah menyurati dan menemui seluruh perusahaan tambang untuk menaikkan CSR menjadi Rp2.000 per ton. Jika ini terealisasi, kita bisa mendapatkan Rp1 triliun per tahun," jelas Seno Aji, disadur dari ANTARA, di hari yang sama.
Anggaran tambahan dari peningkatan CSR, lanjut Seno, akan digunakan untuk membenahi sektor pendidikan serta memberi insentif kepada guru dan dosen.
Di sisi lain, tuntutan mahasiswa soal minimnya Ruang Terbuka Hijau (RTH) juga menjadi perhatian. Seno mengakui bahwa RTH di Samarinda baru mencapai tujuh persen dan hal itu perlu segera dibenahi.
Baca Juga: Kaltim Luncurkan Rintisan Sekolah Rakyat, Fokus Angkatan Pertama SMA
"Kami terus mendorong Pemerintah Kota Samarinda untuk memperbesar RTH dan membantu mengurangi potensi banjir di masa mendatang," ujarnya.
Terkait perlindungan masyarakat adat, Seno Aji menegaskan bahwa Pemprov Kaltim memberi perhatian besar terhadap hak-hak mereka.
Ia mencontohkan penghargaan Kalpataru untuk komunitas adat di Paser sebagai komitmen konkret.
"Kami akan melindungi masyarakat adat di seluruh Kaltim agar mereka dapat hidup sejahtera di daerahnya masing-masing," kata Seno Aji.
Ia juga menyoroti kasus perampasan ruang hidup masyarakat adat di Muara Kate yang tengah diproses di tingkat pusat.
"Kami terus mengawal proses investigasi ini agar segera menuntaskan siapa yang bersalah di Muara Kate dan mendapatkan hukuman yang setimpal," tegasnya.
Tag
Berita Terkait
Terpopuler
- Lagi Jadi Omongan, Berapa Penghasilan Edi Sound Si Penemu Sound Horeg?
- 5 Pemain Timnas Indonesia yang Bakal Tampil di Kasta Tertinggi Eropa Musim 2025/2026
- Kisah Pilu Dokter THT Lulusan UI dan Singapura Tinggal di Kolong Jembatan Demak
- Brandon Scheunemann Jadi Pemain Paling Unik di Timnas Indonesia U-23, Masa Depan Timnas Senior
- Orang Aceh Ada di Logo Kota Salem, Gubernur Aceh Kirim Surat ke Amerika Serikat
Pilihan
-
Gaduh Pemblokiran Rekening, PPATK Ngotot Dalih Melindungi Nasabah
-
Siapa Ivan Yustiavandana? Kepala PPATK Disorot usai Lembaganya Blokir Rekening Nganggur
-
Siapa Ratu Tisha? Didorong Jadi Ketum PSSI Pasca Kegagalan Timnas U-23
-
6 Rekomendasi HP dengan Kamera Canggih untuk Konten Kreator 2025
-
4 Rekomendasi HP Murah Vivo Memori Besar, Harga Terjangkau Sudah Spek Dewa
Terkini
-
IKN Dibuka Lebar untuk Dunia: Basuki Tegaskan Komitmen Investasi Sehat dan Berkelanjutan
-
BMKG Ingatkan Kaltim: Kemarau Basah Bisa Picu Karhutla dan Krisis Air
-
Seno Aji Tegaskan FKDM sebagai Mitra Strategis Jaga Keamanan Wilayah
-
Revisi UU IKN Mengemuka, DPRD Kaltim: Jangan Gegabah Ubah Aturan!
-
Ketika Elpiji Harus Diantar dengan Ketinting: Cerita Distribusi Energi di Mahulu