Scroll untuk membaca artikel
Riki Chandra
Kamis, 05 Juni 2025 | 16:40 WIB
Jambi biji. [Dok. Antara]

“Kadang-kadang memang anak bisa kejang karena demam, jadi dikira kejang karena yang lain,“ katanya.

Kompres Hangat dan Cairan

Selain pemberian obat penurun demam, Mulya menyarankan agar orang tua juga melakukan kompres hangat di bagian tubuh yang banyak pembuluh darah besar seperti lipatan ketiak.

Kompres ini efektif untuk menurunkan suhu dan mencegah kejang.

“Ibunya kompres 10-15 menit saja dengan air hangat. Itu cepat sekali turun ya. Kompres lagi ya kadang bisa sambil duduk kalau anak sudah besar sekitar dua hingga tiga tahun,” sarannya.

Upaya menjaga hidrasi tubuh menjadi sangat vital, terutama untuk mencegah fase syok yang bisa terjadi pada penderita dengue.

Pasien yang terhidrasi dengan baik akan lebih kuat dalam menghadapi masa kritis dengue yang terjadi sekitar hari ke-3 hingga ke-7 dari awal demam.

Meski jus jambu biji merah mengandung vitamin dan antioksidan, penggunaannya sebaiknya hanya sebagai tambahan nutrisi, bukan sebagai terapi utama untuk meningkatkan trombosit.

“Buah apapun boleh silakan yang dia suka,” tegas Mulya.

Di sisi lain, Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) juga terus mengajak masyarakat agar melengkapi imunisasi dan melakukan pencegahan melalui pemberantasan sarang nyamuk.

Mengingat kasus Demam Berdarah Dengue terus meningkat di berbagai daerah, upaya promotif dan preventif tetap menjadi kunci utama.

Menurut data Kementerian Kesehatan per Mei 2025, lebih dari 45 ribu kasus DBD tercatat di seluruh Indonesia, dengan lonjakan signifikan di beberapa provinsi termasuk Jawa Barat, Banten, dan Sumatera Selatan.

Dengan fakta ini, masyarakat diminta untuk tetap waspada dan tidak lagi mengandalkan jus jambu sebagai metode utama dalam menangani demam berdarah.

Fokus pada hidrasi, pemantauan gejala, serta pemeriksaan medis yang cepat adalah langkah terbaik menyelamatkan pasien, terutama anak-anak.

Load More