Scroll untuk membaca artikel
Denada S Putri
Senin, 09 Juni 2025 | 16:22 WIB
Ilustrasi perpustakaan desa. [Ist]

Direktur Jenderal PRL KKP, Kartika Listriana, mengatakan proyek yang dinamai Joint Marine Spatial Planning (Joint MSP Project) ini merupakan bentuk nyata komitmen Indonesia dalam pemanfaatan ruang laut secara berkelanjutan.

Hal itu disampaikan Kartika saat berada di Jakarta, Kamis, 5 Juni 2025.

"Kami membuka peluang kerja sama dengan berbagai negara mitra, seperti China yang telah berpengalaman lebih dari 30 tahun dalam membangun Kota Xiamen, hingga menjadi kota maju, tertata, dan terintegrasi pengelolaannya di wilayah daratan dan laut,” ujar Kartika disadur dari ANTARA, Senin, 9 Juni 2025.

Salah satu mitra yang dilibatkan dalam penataan Teluk Balikpapan adalah Fujian Institute for Sustainable Oceans (FISO) dari Xiamen University, China.

Baca Juga: 472 Pokdakan Dievaluasi: PPU Pastikan Bantuan Tepat Sasaran di Era IKN

Kerja sama ini dirancang untuk menggabungkan pengalaman dan keunggulan riset dari kedua negara.

Teluk Balikpapan dipilih karena berbagai pertimbangan, di antaranya statusnya sebagai kawasan penyangga IKN dan tingginya potensi kelautan dan perikanan.

Selain itu, kawasan ini juga menyimpan kompleksitas pemanfaatan ruang laut yang tinggi—mulai dari permukiman nelayan, penangkapan ikan, pelabuhan, industri maritim, hingga keberadaan hutan mangrove dan jalur migrasi biota laut.

“Saya yakin kolaborasi yang sudah berjalan saat ini sangat bermanfaat dan berpotensi untuk direplikasi dan dikembangkan di wilayah pesisir lainnya melalui program prioritas dalam penataan ruang laut,” tambah Kartika.

Sementara itu, Direktur Perencanaan Ruang Perairan Ditjen PRL KKP, Abdi Tunggal Priyanto, menyatakan bahwa tata ruang laut merupakan instrumen utama untuk menjalankan kebijakan ekonomi biru.

Baca Juga: Pacu Produksi Pangan IKN, PPU Kebut Pembangunan Bengkel Alsintan

Pengelolaan ruang laut harus dilakukan secara efisien, adil, dan tetap menjunjung prinsip keberlanjutan.

Menurut Abdi, Indonesia saat ini tengah menyusun integrasi perencanaan ruang darat dan laut ke dalam satu dokumen perencanaan nasional.

Oleh karena itu, pembelajaran dari negara lain seperti Tiongkok menjadi sangat berharga.

Sebelumnya, delegasi dari FISO Xiamen University telah melakukan kunjungan ke Indonesia pada akhir Mei 2025.

Kunjungan ini merupakan bagian dari program visiting scholarship yang juga diikuti oleh perwakilan Ditjen PRL ke Tiongkok untuk berbagi pengetahuan dan pengolahan data spasial laut.

Menteri Kelautan dan Perikanan Sakti Wahyu Trenggono menegaskan, kolaborasi ini merupakan wujud nyata sinergi KKP dengan mitra nasional dan internasional untuk menjaga keseimbangan ekosistem laut dan meningkatkan kesejahteraan masyarakat pesisir.

Load More