Scroll untuk membaca artikel
Denada S Putri
Senin, 09 Juni 2025 | 18:12 WIB
Pantai Segara Sari atau Pantai Manggar Balikpapan. [ANTARA]

SuaraKaltim.id - Libur panjang Idul Adha 1446 Hijriah menjadi berkah tersendiri bagi sektor pariwisata di Balikpapan.

Selama periode 6–8 Juni 2025, Pantai Manggar Segarasari dibanjiri total 6.681 pengunjung, berdasarkan catatan Dinas Pariwisata Pemuda dan Olahraga (Disparpora) Kota Balikpapan.

Hal itu disampaikan Kepala Disparpora Balikpapan, Ratih Kusuma, Senin, 9 Juni 2025.

“Peningkatan jumlah kunjungan cukup signifikan, dan puncaknya terjadi pada hari Minggu,” ujar Ratih, disadur dari ANTARA, di hari yang sama.

Baca Juga: IKN Banjir Pengunjung saat Natal, 15 Ribu Unduhan Baru Aplikasi IKNOW Dicatat

Hari Minggu, 8 Juni 2025 memang menjadi titik tertinggi arus kunjungan, dengan 3.395 orang datang ke pantai berpasir putih ini. Angka tersebut terdiri dari 2.804 orang dewasa dan 591 anak-anak.

Sementara sehari sebelumnya, Sabtu, 7 Juni 2025 jumlah pengunjung tercatat 2.030 orang, dan pada Jumat, 6 Juni 2025 sebanyak 1.256 orang.

Pantai Manggar, yang terletak tak jauh dari pusat kota, tetap menjadi magnet utama wisata keluarga. Menurut Ratih, faktor kemudahan akses dan beragamnya pilihan hiburan menjadi alasannya.

“Mulai dari bermain air, perahu karet, kuliner khas pesisir, hingga arena bermain anak semua tersedia di satu kawasan,” jelasnya.

Tak hanya pengunjung, arus kendaraan pun melonjak signifikan.

Baca Juga: Program PTSL Capai 95,7%, Menteri Nusron Wahid Serahkan Sertipikat di Kaltim

Tercatat 1.954 kendaraan masuk kawasan pantai selama tiga hari tersebut.

Rinciannya antara lain 851 sepeda motor, 1.103 mobil pribadi, dan 6 kendaraan besar seperti truk dan bus.

Dampak positif tak hanya terasa bagi pengelola wisata, tetapi juga bagi pelaku usaha lokal.

UMKM seperti warung makan, pedagang minuman, penyewaan ban, hingga jasa toilet umum ikut menikmati lonjakan pengunjung.

“Warung makan, pedagang minuman, penyewaan ban, hingga jasa toilet umum semuanya merasakan manfaat langsung dari membludaknya pengunjung,” kata Ratih.

Ia menekankan pentingnya memanfaatkan momen seperti ini untuk memperkuat kualitas layanan wisata, agar pengalaman wisatawan semakin baik.

“Momentum seperti libur Idul Adha harus menjadi cermin kesiapan sektor wisata kita, mulai dari infrastruktur hingga SDM pelayanan,” ujarnya.

Ratih juga menambahkan bahwa pihaknya tengah gencar melakukan promosi digital untuk menggaet lebih banyak wisatawan.

“Kami ingin menjadikan Pantai Manggar sebagai destinasi unggulan nasional, bukan hanya regional,” harapnya.

Dengan dorongan promosi yang konsisten, dukungan pelaku wisata, dan penguatan ekosistem UMKM, Pantai Manggar berpotensi tumbuh menjadi pusat ekowisata keluarga yang tak hanya dikenal di Kalimantan Timur (Kaltim), tetapi juga secara nasional.

Teluk Balikpapan Jadi Pilot Project Tata Laut IKN Bareng China

Teluk Balikpapan kini ditata sebagai kawasan laut strategis berbasis ekonomi biru yang berkelanjutan, seiring perannya sebagai penyangga utama bagi Ibu Kota Nusantara (IKN).

Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) melalui Direktorat Jenderal Penataan Ruang Laut (PRL) menggandeng mitra internasional untuk memperkuat rencana ini, menjadikan Teluk Balikpapan sebagai percontohan praktik tata ruang laut yang terintegrasi.

Direktur Jenderal PRL KKP, Kartika Listriana, mengatakan proyek yang dinamai Joint Marine Spatial Planning (Joint MSP Project) ini merupakan bentuk nyata komitmen Indonesia dalam pemanfaatan ruang laut secara berkelanjutan.

Hal itu disampaikan Kartika saat berada di Jakarta, Kamis, 5 Juni 2025.

"Kami membuka peluang kerja sama dengan berbagai negara mitra, seperti China yang telah berpengalaman lebih dari 30 tahun dalam membangun Kota Xiamen, hingga menjadi kota maju, tertata, dan terintegrasi pengelolaannya di wilayah daratan dan laut,” ujar Kartika disadur dari ANTARA, Senin, 9 Juni 2025.

Salah satu mitra yang dilibatkan dalam penataan Teluk Balikpapan adalah Fujian Institute for Sustainable Oceans (FISO) dari Xiamen University, China.

Kerja sama ini dirancang untuk menggabungkan pengalaman dan keunggulan riset dari kedua negara.

Teluk Balikpapan dipilih karena berbagai pertimbangan, di antaranya statusnya sebagai kawasan penyangga IKN dan tingginya potensi kelautan dan perikanan.

Selain itu, kawasan ini juga menyimpan kompleksitas pemanfaatan ruang laut yang tinggi—mulai dari permukiman nelayan, penangkapan ikan, pelabuhan, industri maritim, hingga keberadaan hutan mangrove dan jalur migrasi biota laut.

“Saya yakin kolaborasi yang sudah berjalan saat ini sangat bermanfaat dan berpotensi untuk direplikasi dan dikembangkan di wilayah pesisir lainnya melalui program prioritas dalam penataan ruang laut,” tambah Kartika.

Sementara itu, Direktur Perencanaan Ruang Perairan Ditjen PRL KKP, Abdi Tunggal Priyanto, menyatakan bahwa tata ruang laut merupakan instrumen utama untuk menjalankan kebijakan ekonomi biru.

Pengelolaan ruang laut harus dilakukan secara efisien, adil, dan tetap menjunjung prinsip keberlanjutan.

Menurut Abdi, Indonesia saat ini tengah menyusun integrasi perencanaan ruang darat dan laut ke dalam satu dokumen perencanaan nasional.

Oleh karena itu, pembelajaran dari negara lain seperti Tiongkok menjadi sangat berharga.

Sebelumnya, delegasi dari FISO Xiamen University telah melakukan kunjungan ke Indonesia pada akhir Mei 2025.

Kunjungan ini merupakan bagian dari program visiting scholarship yang juga diikuti oleh perwakilan Ditjen PRL ke Tiongkok untuk berbagi pengetahuan dan pengolahan data spasial laut.

Menteri Kelautan dan Perikanan Sakti Wahyu Trenggono menegaskan, kolaborasi ini merupakan wujud nyata sinergi KKP dengan mitra nasional dan internasional untuk menjaga keseimbangan ekosistem laut dan meningkatkan kesejahteraan masyarakat pesisir.

"KKP terus bersinergi dengan berbagai pihak khususnya dalam penataan ruang laut berbasis ekonomi biru agar keseimbangan ekosistem tetap terjaga dan meningkatkan kesejahteraan masyarakat pesisir," tegas Menteri Trenggono.

Load More