SuaraKaltim.id - Performa ekonomi Kalimantan Timur terus menunjukkan tren positif, terutama berkat kontribusi kuat dari dua wilayah strategis: Kota Balikpapan dan Kabupaten Penajam Paser Utara (PPU).
Kedua daerah ini berhasil mencatatkan lonjakan pertumbuhan yang menonjol di kuartal pertama 2025.
Kepala Bank Indonesia (BI) Balikpapan, Robi Ariadi, menyampaikan bahwa Balikpapan tumbuh 7,97 persen (year-on-year), sementara PPU mencatat pertumbuhan paling tinggi di provinsi ini dengan angka fantastis 23,96 persen.
Capaian ini jauh berada di atas rata-rata pertumbuhan ekonomi Kaltim yang hanya sebesar 4,08 persen.
Struktur ekonomi Balikpapan saat ini masih didominasi oleh industri pengolahan, dengan kilang minyak Pertamina sebagai penyumbang utama.
Kilang tersebut bahkan memberikan kontribusi lebih dari setengah Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) kota.
Di sisi lain, geliat pembangunan Ibu Kota Nusantara (IKN) telah mendorong sektor konstruksi di PPU tumbuh pesat, menjadikannya tumpuan utama roda ekonomi di wilayah tersebut.
Kebijakan moneter turut memperkuat iklim usaha.
“Penurunan biaya dana akan mendorong investasi dan memperkuat daya saing sektor industri dan konstruksi di Balikpapan dan PPU,” ujar Robi, merujuk pada langkah Bank Indonesia memangkas suku bunga acuan sebesar 50 basis poin pada Mei lalu.
Baca Juga: Jadi Penyangga IKN, Balikpapan Pastikan Fiskal Aman lewat Optimalisasi SiLPA
Dari sisi permintaan, konsumsi rumah tangga dan belanja pemerintah menjadi penopang pertumbuhan dalam tiga bulan pertama, bertepatan dengan momen Ramadan dan Lebaran yang turut meningkatkan aktivitas ekonomi melalui Tunjangan Hari Raya (THR) dan stimulus belanja.
Kenaikan produksi di kilang minyak dan pelaksanaan proyek IKN multiyears juga memberikan efek berantai yang mendorong pertumbuhan di sektor jasa, transportasi, dan perdagangan.
Meski perekonomian menunjukkan arah positif, BI tetap mewaspadai potensi tekanan inflasi, terutama setelah PT PLN mengakhiri program diskon tarif listrik dan adanya risiko cuaca ekstrem yang dapat mengganggu pasokan pangan.
Tercatat, inflasi (IHK) Balikpapan mencapai 1,67 persen pada Maret 2025, sedangkan PPU sedikit lebih tinggi di angka 2,19 persen.
“Dengan kontribusi gabungan lebih dari 25 persen terhadap ekonomi Kaltim, Balikpapan dan PPU diproyeksikan tetap menjadi motor utama pertumbuhan regional hingga akhir 2025,” tegas Robi.
Sambut IKN, PPU Genjot PAD dari 13 Sektor Pajak, Minerba Melonjak 423 Persen
Berita Terkait
Terpopuler
- Terungkap! Kronologi Perampokan dan Penculikan Istri Pegawai Pajak, Pelaku Pakai HP Korban
- 5 Rekomendasi Motor yang Bisa Bawa Galon untuk Hidup Mandiri Sehari-hari
- 5 Bedak Padat yang Bagus dan Tahan Lama, Cocok untuk Kulit Berminyak
- 5 Parfum Aroma Sabun Mandi untuk Pekerja Kantoran, Beri Kesan Segar dan Bersih yang Tahan Lama
- 7 Pilihan Sepatu Lokal Selevel Hoka untuk Lari dan Bergaya, Mulai Rp300 Ribuan
Pilihan
-
Jenderal TNI Muncul di Tengah Konflik Lahan Jusuf Kalla vs GMTD, Apa Perannya?
-
Geger Keraton Solo: Putra PB XIII Dinobatkan Mendadak Jadi PB XIV, Berujung Walkout dan Keributan
-
Cetak 33 Gol dari 26 Laga, Pemain Keturunan Indonesia Ini Siap Bela Garuda
-
Jawaban GoTo Usai Beredar Usul Patrick Walujo Diganti
-
Waduh, Rupiah Jadi Paling Lemah di Asia Lawan Dolar Amerika Serikat
Terkini
-
Belanja Pegawai Ditekan, Kutim Upayakan TPP ASN Tidak Terpangkas
-
Jaga Identitas di IKN, DPRD PPU Siapkan Payung Hukum untuk Adat Paser
-
Dugaan Kriminalisasi Aktivis Lingkungan di Kaltim: MT Ditahan 100 Hari Tanpa Bukti Baru
-
Kutim Terjebak Warisan Lubang Tambang? Bupati ke KPC: Harusnya Jadi Sumber Penghidupan
-
Dekat IKN, 9.800 Keluarga di PPU Belum Punya Rumah