SuaraKaltim.id - Sekolah Rakyat Terintegrasi 24 Samarinda akan memulai tahun ajaran perdananya pada 15 Agustus 2025 dengan menggelar masa pengenalan lingkungan sekolah (MPLS) bagi para siswa.
Meski demikian, sejumlah tantangan masih dihadapi, termasuk kekurangan tenaga pengajar dan adaptasi sistem asrama.
Hal itu disampaikan Wakil Kepala Pengembangan Mutu/Kurikulum Sekolah Rakyat Terintegrasi 24 Samarinda, Indra Bagus Yudistira, di Samarinda, Jumat, 1 Agustus 2025.
"Proses belajar juga akan diawali dengan masa pengenalan lingkungan sekolah (MPLS) dan program persiapan selama beberapa bulan," ujar Indra, disadur dari ANTARA, Sabtu, 2 Agustus 2025.
Saat ini, sebanyak 12 guru telah siap mengajar dan tinggal di asrama yang telah disediakan pihak sekolah sejak akhir Juli lalu.
Para guru ini berasal dari berbagai daerah, termasuk Jawa Tengah (Jateng), Jawa Timur (Jatim), Kutai Barat (Kubar), dan Samarinda.
"Mereka mayoritas berasal dari luar Kalimantan Timur, jadi kami sediakan asrama untuk memudahkan mereka," jelas Indra.
Namun, idealnya operasional penuh sekolah ini memerlukan total 17 guru. Artinya, masih ada kekurangan lima tenaga pengajar.
"Untuk sementara, guru yang ada akan mengajarkan beberapa mata pelajaran yang dirasa mampu. Saat ini, rekrutmen guru tahap dua masih berlangsung, dan kemungkinan akan diambil dari situ," tambahnya.
Baca Juga: Gedung Belum Siap, Sekolah Rakyat di Kaltim Jalan Dulu Pakai Skema Rintisan
Sejumlah mata pelajaran telah memiliki guru, antara lain PPKN, bahasa Indonesia, bahasa Inggris, Matematika, Biologi, IPS (yang mencakup Sejarah, Geografi, dan Sosiologi), serta TIK dengan dua pengajar yang fokus pada coding dan informatika dasar.
Untuk sementara, proses belajar mengajar akan berlangsung di kompleks Balai Penjaminan Mutu Pendidikan (BPMP) Kalimantan Timur (Kaltim)
Sekolah ini dirancang untuk menampung 100 siswa, terbagi rata antara jenjang SMP dan SMA.
Tiap jenjang akan memiliki dua rombongan belajar (rombel), masing-masing berisi 25 siswa.
"Setiap rombel diisi oleh 25 anak, sehingga total ada empat rombel, yakni dua rombel untuk SMP dan dua rombel untuk SMA," tutur Indra.
Proses belajar dimulai dengan MPLS selama dua pekan, dilanjutkan program adaptasi selama dua bulan untuk membiasakan siswa dengan sistem asrama dan pola hidup mandiri.
Berita Terkait
Terpopuler
- Media Belanda Heran Mauro Zijlstra Masuk Skuad Utama Timnas Indonesia: Padahal Cadangan di Volendam
- KPU Tak Bisa Buka Ijazah Capres-Cawapres ke Publik, DPR Pertanyakan: Orang Lamar Kerja Saja Pakai CV
- Harta Kekayaan Wali Kota Prabumulih, Disorot usai Viral Pencopotan Kepala Sekolah
- Anak Wali Kota Prabumulih Bawa Mobil ke Sekolah, Padahal di LHKPN Hanya Ada Truk dan Buldoser
- Profil Djamari Chaniago: Jenderal yang Dulu Pecat Prabowo, Kini Jadi Kandidat Kuat Menko Polkam
Pilihan
-
Jaminan Laga Seru! Ini Link Live Streaming Bayern Munchen vs Chelsea
-
Kendal Tornado FC vs Persela Lamongan, Manajemen Jual 3.000 Tiket
-
6 Rekomendasi HP Murah Rp 3 Jutaan dengan Kamera Terbaik September 2025
-
Wakil Erick Thohir Disebut jadi Kandidat Kuat Menteri BUMN
-
Kursi Menteri BUMN Kosong, Siapa Pengganti Erick Thohir?
Terkini
-
CEK FAKTA: PBB Disebut Intervensi DPR Indonesia, Benarkah?
-
CEK FAKTA: Prabowo Akan Bubarkan DPR Jika Tak Sahkan UU Perampasan Aset
-
CEK FAKTA: Undang-Undang Perampasan Aset Disahkan Prabowo
-
CEK FAKTA: Pendaftaran PPPK Paruh Waktu 2025 Bisa Lewat Tautan Facebook
-
CEK FAKTA: Klaim Sahroni Marah ke Polisi Usai Rumahnya Dijarah