SuaraKaltim.id - Otorita Ibu Kota Nusantara (OIKN) menegaskan komitmennya untuk membangun ibu kota baru tanpa mengabaikan hak dan eksistensi masyarakat lokal.
Salah satunya melalui strategi mitigasi sosial dalam penataan Pasar Sepaku, yang mengedepankan pendekatan kolaboratif dan partisipatif dengan warga.
"Langkah ini diambil sebagai wujud komitmen OIKN untuk menjadikan warga sebagai subjek utama dalam pembangunan ibu kota baru," kata Deputi Bidang Sosial, Budaya, dan Pemberdayaan Masyarakat Otorita IKN Alimuddin saat dihubungi di Samarinda, Sabtu.
Alimuddin menekankan, sebelum hadirnya proyek IKN, kawasan Sepaku sudah memiliki ekosistem sosial dan ekonomi yang mapan.
Karena itu, proses penataan tidak dilakukan dengan pendekatan relokasi paksa.
"Ini memberikan sinyal pada kita semua bahwa Ibu Kota Nusantara itu hadir bukan pada tempat yang kosong. Oleh karena itu, kami memakai istilah penataan, bukan relokasi atau penggusuran," ujar Alimuddin.
Dia menjelaskan, penggunaan istilah "penataan" mencerminkan niat untuk memperbaiki dan menata ulang lingkungan yang sudah ada tanpa menghilangkan keberadaan masyarakatnya.
OIKN, lanjutnya, berupaya aktif mendengar dan memfasilitasi keinginan warga.
"Yang diurus itu bukan benda mati, di situ ada masyarakat yang harus dihargai, dianggap, dan didengarkan pendapatnya. Kami melakukan rembuk berkali-kali untuk mendengar apa maunya masyarakat dan apa yang bisa kami fasilitasi," ujarnya.
Baca Juga: Kepastian Hukum Pertanahan Jadi Prioritas Pembangunan IKN
Alimuddin juga menambahkan bahwa desain kawasan tidak ditetapkan secara sepihak.
Perencanaan dibuka untuk diskusi bersama masyarakat, sehingga warga merasa dilibatkan sejak awal.
Menurutnya, pendekatan ini terbukti efektif karena proses pelebaran jalan dan pengaturan kawasan bisa berlangsung lancar tanpa gejolak sosial yang berarti.
Warga mendukung karena melihat manfaat jangka panjangnya.
"Pasar Sepaku nantinya dikonsepkan sebagai pasar tradisional dengan implementasi modern, dilengkapi pengelolaan sampah dan sistem drainase yang baik," kata Alimuddin.
Untuk menjamin kelangsungan ekonomi para pedagang selama masa pembangunan, OIKN juga telah menyiapkan pasar sementara bersama pemerintah daerah dan desa.
Berita Terkait
Terpopuler
- 7 Serum Vitamin C yang Bisa Hilangkan Flek Hitam, Cocok untuk Usia 40 Tahun
- 5 Mobil Diesel Bekas Mulai 50 Jutaan Selain Isuzu Panther, Keren dan Tangguh!
- Sunscreen untuk Usia 50-an Sebaiknya SPF Berapa? Cek 5 Rekomendasi yang Layak Dicoba
- Harta Kekayaan Abdul Wahid, Gubernur Riau yang Ikut Ditangkap KPK
- 5 Mobil Eropa Bekas Mulai 50 Jutaan, Warisan Mewah dan Berkelas
Pilihan
-
Jusuf Kalla Peringatkan Lippo: Jangan Main-Main di Makassar!
-
Korban PHK Masih Sumbang Ratusan Ribu Pengangguran! Industri Pengolahan Paling Parah
-
Cuma Mampu Kurangi Pengangguran 4.000 Orang, BPS Rilis Data yang Bikin Kening Prabowo Berkerut
-
Rugi Triliunan! Emiten Grup Djarum, Blibli PHK 270 Karyawan
-
Angka Pengangguran Indonesia Tembus 7,46 Juta, Cuma Turun 4.000 Orang Setahun!
Terkini
-
Kukar Perkuat Agroindustri untuk Suplai Pangan IKN
-
Dari Leluhur ke Masa Depan: Kedang Ipil Resmi Diberi Payung Hukum Adat
-
Produksi Padi Kaltim Diproyeksikan Naik 9 Persen pada 2025
-
Basuki: Distribusi Gizi untuk Pelajar di Sekitar KIPP IKN Harus Optimal
-
Ulah KPC, Kutim Terancam Stagnasi Ekonomi Pasca Tambang