SuaraKaltim.id - Rencana pembentukan Batalyon Pembangunan gagasan Presiden Prabowo Subianto mendapat dukungan penuh dari Pemerintah Kabupaten Penajam Paser Utara (PPU).
Bupati Mudyat Noor menilai, inisiatif ini sejalan dengan kebutuhan daerah untuk mendorong transformasi sektor pangan secara lebih terstruktur dan cepat.
Hal itu disampaikan Bupati PPU Mudyat Noor ketika ditanya menyangkut program ketahanan pangan di Penajam, Rabu, 6 Agustus 2025.
"Pemerintah kabupaten sambut positif rencana pembentukan Batalyon Pembangunan gagasan kepala negara," ujarnya, disadur dari ANTARA, Kamis, 7 Agustus 2025.
Batalyon Pembangunan yang nantinya melibatkan 1.300 personel TNI, menurut Mudyat, akan memperkuat upaya peningkatan produktivitas pertanian, perikanan, dan peternakan, baik di tingkat daerah maupun nasional.
“Keberadaan Batalyon Pembangunan... bakal membantu percepatan ketahanan pangan daerah dan nasional,” lanjutnya.
Ia menambahkan, pembentukan Batalyon ini juga dapat menjadi katalisator pengembangan sektor-sektor strategis berbasis sumber daya lokal.
Kabupaten PPU sendiri diketahui memiliki potensi besar di bidang pertanian dan perikanan yang hingga kini belum tergarap secara maksimal.
“Adanya Batalyon Pembangunan di Kabupaten Penajam Paser Utara... dapat mendorong peningkatan produksi sektor pertanian, perikanan, peternakan dan sektor lainnya,” ucap Mudyat.
Baca Juga: Di Tengah Proyek IKN, PPU Tetap Fokus Bantu Warga Miskin Akses Sekolah
Menyadari pentingnya kesiapan sumber daya manusia, Bupati juga mengarahkan dinas teknis untuk memperkuat kapasitas penyuluh.
"Dinas Pertanian diminta programkan peningkatan Sumber Daya Manusia (SDM) bagi seluruh penyuluh pertanian dan perikanan," katanya.
"Seluruh penyuluh pertanian dan perikanan diharapkan melakukan pendampingan ke arah pertanian dan perikanan modern," tambahnya.
Dari data yang dihimpun, saat ini hasil panen padi di Kabupaten PPU masih tergolong rendah—yakni sekitar 3-4 ton per hektare, di bawah rata-rata nasional sebesar 5,5 ton per hektare.
Sebagai perbandingan, beberapa wilayah di Pulau Jawa telah mencapai produktivitas antara 10 hingga 13 ton per hektare.
Mudyat menilai perlu adanya inovasi teknologi dan pola kerja baru di sektor pertanian agar produktivitas lokal meningkat dan kesejahteraan petani ikut terangkat khususnya di wilayah yang sebagian daerahnya masuk dalam Ibu Kota Nusantara (IKN) ini.
Berita Terkait
Terpopuler
- 4 Mobil Bekas 50 Jutaan Muat 7-9 Orang, Nyaman Angkut Rombongan
- Pandji Pragiwaksono Dihukum Adat Toraja: 48 Kerbau, 48 Babi, dan Denda 2 Miliar
- Daftar Mobil Bekas yang Harganya Paling Stabil di Pasaran
- 7 Parfum Wangi Bayi untuk Orang Dewasa: Segar Tahan Lama, Mulai Rp35 Ribuan Saja
- 3 Pelatih Kelas Dunia yang Tolak Pinangan Timnas Indonesia
Pilihan
-
6 Tablet Memori 128 GB Paling Murah, Pilihan Terbaik Pelajar dan Pekerja Multitasking
-
Heboh Merger GrabGoTo, Begini Tanggapan Resmi Danantara dan Pemerintah!
-
Toyota Investasi Bioetanol Rp 2,5 T di Lampung, Bahlil: Semakin Banyak, Semakin Bagus!
-
Gagal Total di Timnas Indonesia, Kluivert Diincar Juara Liga Champions 4 Kali
-
Rupiah Tembus Rp 16.700 tapi Ada Kabar Baik dari Dalam Negeri
Terkini
-
Belanja Pegawai Ditekan, Kutim Upayakan TPP ASN Tidak Terpangkas
-
Jaga Identitas di IKN, DPRD PPU Siapkan Payung Hukum untuk Adat Paser
-
Dugaan Kriminalisasi Aktivis Lingkungan di Kaltim: MT Ditahan 100 Hari Tanpa Bukti Baru
-
Kutim Terjebak Warisan Lubang Tambang? Bupati ke KPC: Harusnya Jadi Sumber Penghidupan
-
Dekat IKN, 9.800 Keluarga di PPU Belum Punya Rumah