Denada S Putri
Rabu, 20 Agustus 2025 | 22:28 WIB
Ilustrasi harga beras di Pasar Klandasan, Balikpapan. [Ist]

SuaraKaltim.id - Harga beras premium di Kota Balikpapan masih bertahan di atas ambang yang ditetapkan pemerintah.

Hasil pemantauan Dinas Perdagangan (Disdag) pada Selasa, 19 Agustus 2025 menunjukkan, harga di sejumlah pasar tradisional berada di kisaran Rp 17 ribu lebih per kilogram.

Di Pasar Klandasan, misalnya, beras premium dijual Rp 17.140 per kilogram, jauh di atas Harga Eceran Tertinggi (HET).

Kepala Disdag Balikpapan, Haemusri Umar, menyebutkan lonjakan harga dipicu oleh faktor di daerah produsen, mulai dari kenaikan harga gabah, beban biaya produksi, hingga distribusi antarwilayah yang kian mahal.

“Pasokan dari Sulawesi sudah masuk, namun dari Jawa masih terkendala. Harga gabah naik di tingkat petani, biaya produksi meningkat, sementara distribusi menambah beban harga,” jelas Haemusri, disadur dari kaltimtoday.co--Jaringan Suara.com, Rabu, 20 Agustus 2025.

Ia menegaskan, kondisi di Balikpapan tidak bisa dilepaskan dari persoalan yang terjadi di sentra produksi.

Harga gabah di Jawa yang terus naik membuat pengecer sulit menekan harga sesuai HET.

Selain itu, ongkos distribusi antarwilayah yang cukup besar ikut memperpanjang rantai pasok.

Alhasil, harga beras di pasar Balikpapan sulit bergerak turun.

Baca Juga: DLH Balikpapan: Bakar Sampah Bisa Kena Denda Rp50 Juta atau Kurungan 6 Bulan!

Untuk memastikan ketersediaan, Disdag Balikpapan rutin melakukan pengawasan di empat pasar utama—Pasar Klandasan, Sepinggan, Pandansari, dan Pasar Baru. Pemantauan mencakup harga sekaligus stok yang tersedia.

“Setiap perkembangan harga kami laporkan ke pusat, biasanya ada arahan tindak lanjut dari pemerintah pusat,” kata Haemusri.

Menanggapi kondisi ini, Pemkot Balikpapan tengah menyiapkan sejumlah langkah intervensi.

Upaya tersebut antara lain operasi pasar, koordinasi dengan Perum Bulog, serta menjalin kerja sama dengan daerah produsen guna menjamin kelancaran pasokan.

Pengawasan distribusi juga diperketat agar tidak ada praktik yang merugikan masyarakat.

Kondisi yang terjadi di Balikpapan sejalan dengan tren nasional.

Data Badan Pangan Nasional (Bapanas) mencatat harga beras di berbagai wilayah masih berfluktuasi dipengaruhi cuaca, biaya produksi petani, hingga hambatan distribusi antar daerah.

Load More