SuaraKaltim.id - PT Kaltim Karingau Terminal (KKT) terus memperkuat posisinya sebagai simpul logistik utama di Kalimantan Timur, yang menjadi jalur vital distribusi barang sekaligus penopang iklim investasi di kawasan industri, termasuk Ibu Kota Nusantara (IKN).
Beroperasi di Teluk Balikpapan yang masuk jalur Alur Laut Kepulauan Indonesia (ALKI) II, Terminal Peti Kemas Karingau menawarkan kombinasi lokasi strategis, fasilitas modern, dan efisiensi operasional.
Keunggulan ini menjadi daya tarik tersendiri bagi pelaku usaha.
Hal itu disampaikan Direktur Utama KKT, Enriany Muis, di Balikpapan, Senin, 8 September 2025.
"Kehadiran terminal ini memberikan keyakinan kepada investor bahwa infrastruktur pendukung yang andal untuk kelancaran bisnis mereka telah tersedia secara optimal," ujarnya disadur dari ANTARA, Rabu, 17 September 2025.
Dalam visi jangka menengah, KKT menargetkan menjadi hub logistik terkemuka di Kalimantan Timur (Kaltim) dalam 5–10 tahun mendatang.
Perusahaan menyiapkan ekspansi kapasitas, investasi teknologi, serta layanan bernilai tambah untuk memperkuat peran sebagai motor pertumbuhan ekonomi.
"Dengan hadirnya KKT selama 13 tahun ini, kami berkontribusi terhadap perkembangan perekonomian di Provinsi Kalimantan Timur, khususnya melalui aktivitas bongkar muat barang, baik antarpulau maupun ekspor-impor," ungkap Enriany.
Sejak berdiri pada 2012 sebagai hasil kerja sama antara Pemprov Kaltim dan PT Pelabuhan Indonesia (Persero), KKT telah mampu menangani hingga 240.000 TEU per tahun.
Baca Juga: APBD Siaga, PPU Tegaskan Komitmen Sukseskan MBG di Lingkar IKN
Perusahaan ini berfungsi sebagai hub logistik terintegrasi yang menjembatani arus barang laut dengan kawasan industri di sekitar Balikpapan hingga Kaltim secara luas.
Transformasi layanan juga menjadi fokus.
"Untuk mendukung pertumbuhan kawasan industri Karingau dan IKN, perseroan telah melakukan transformasi layanan kepelabuhanan berbasis planning and control, peningkatan kapasitas infrastruktur dan suprastruktur, serta digitalisasi layanan," papar Enriany.
Langkah konkret itu mencakup perluasan lapangan penumpukan peti kemas, elektrifikasi tiga unit container crane untuk menekan emisi, hingga penerapan sistem informasi terintegrasi yang mempercepat administrasi dan monitoring kargo.
Dengan begitu, waktu tunggu kapal maupun truk di pelabuhan bisa ditekan signifikan.
Tag
Berita Terkait
Terpopuler
- 5 Bedak Viva Terbaik untuk Tutupi Flek Hitam, Harga Mulai Rp20 Ribuan
- 25 Kode Redeem FC Mobile Terbaru 1 November: Ada Rank Up dan Pemain 111-113
- Mulai Hari Ini! Sembako dan Minyak Goreng Diskon hingga 25 Persen di Super Indo
- 7 Rekomendasi Mobil Bekas Sekelas Brio untuk Keluarga Kecil
- 7 Mobil Bekas Favorit 2025: Tangguh, Irit dan Paling Dicari Keluarga Indonesia
Pilihan
-
Prediksi Timnas Indonesia U-17 vs Zambia: Garuda Muda Bidik 3 Poin Perdana
-
Harga Emas Hari Ini di Pegadaian Kompak Stagnan, Tapi Antam Masih Belum Tersedia
-
Jokowi Takziah Wafatnya PB XIII, Ungkap Pesan Ini untuk Keluarga
-
Nasib Sial Mees Hilgers: Dihukum Tak Main, Kini Cedera Parah dan Absen Panjang
-
5 HP dengan Kamera Beresolusi Tinggi Paling Murah, Foto Jernih Minimal 50 MP
Terkini
-
Neni Moerniaeni Siapkan Pelatihan Khusus, Polisi dan TNI Turun Bimbing Pelajar Bontang
-
Transformasi IKN Libatkan Warga Lokal, 30 Persen Tenaga Kerja Disiapkan dari Daerah Sekitar
-
Raffi Ahmad ke Tambak! KKP Gandeng The Dudas-1 Promosikan Perikanan Modern
-
Perawatan Jalan Tol Bukan Gangguan, tapi Upaya Jasamarga Jaga Keamanan Pengguna
-
Soal Polemik Air Kemasan, DPR Ajak Publik Pahami Proses Ilmiahnya