SuaraKaltim.id - Kasus dugaan makanan basi dalam Program Makan Bergizi Gratis (MBG) di Samarinda memicu evaluasi besar-besaran oleh pemerintah kota.
Insiden ini mencuat di SMA 13 Samarinda pada Agustus 2025, dan langsung mendapat perhatian serius dari Satgas MBG.
Plt Asisten I Setda Samarinda sekaligus Ketua Satgas MBG, Suwarso, menuturkan langkah koreksi dilakukan segera setelah laporan diterima.
Ia mengungkapkan bahwa sebelum kasus ini terpublikasi, Satgas sebenarnya sudah memberikan pengarahan teknis kepada seluruh vendor dan tenaga gizi.
“Vendor dan tenaga gizi sudah kami kumpulkan, sekitar 13 penyedia jasa penyelenggara makanan (SPPG). Mereka diberi materi tentang kualitas makanan, cara pengemasan, hingga batas waktu maksimal konsumsi, yang seharusnya tidak lebih dari lima jam setelah dimasak,” jelas Suwarso, disadur dari kaltimtoday.co--Jaringan Suara.com, Rabu, 17 September 2025.
Dari hasil penelusuran awal, ditemukan adanya kelemahan pada metode pengolahan maupun pengemasan yang membuat makanan cepat basi.
“Akhirnya dievaluasi. Sebagian anak-anak akhirnya memilih makan di kantin,” imbuhnya.
Sebagai tindak lanjut, Puskesmas Remaja dan pengawas provinsi turun langsung melakukan pemeriksaan di sekolah.
Satgas juga memperketat penerapan standar Badan Gizi Nasional (BGN), mulai dari syarat luas dapur minimal 400 meter persegi, alur kerja higienis, hingga pemantauan kualitas gizi.
Baca Juga: 2.274 Siswa di Kutim Nikmati Makanan Gratis Perdana dari Program MBG
“Kalau prosedurnya dijalankan dengan benar, seharusnya kasus ini tidak terjadi,” tegas Suwarso.
Ia menegaskan kembali bahwa penyedia MBG harus menempatkan kepentingan siswa di atas segalanya.
“Anak-anak ini investasi negara. Jangan sampai ada spekulasi dalam penyediaan makanan. Yang kami inginkan adalah komitmen penuh, gizi diberikan sesuai standar,” ucapnya.
Di sisi lain, Satgas juga meluruskan beredarnya hoaks terkait menu MBG.
Menurut Suwarso, ada foto editan yang menyesatkan dan membuat lauk terlihat berbeda dari kondisi nyata.
“Setiap informasi yang masuk tetap kami cek silang. Kalau terbukti benar, vendor pasti ditegur dan diminta memperbaiki. Tapi kalau hoaks, harus diluruskan supaya masyarakat tidak salah persepsi,” jelasnya.
Berita Terkait
Terpopuler
- 7 Motor Matic Paling Nyaman Buat Touring di 2026: Badan Anti Pegal, Pas Buat Bapak-bapak
- Ingin Miliki Rumah Baru di Tahun Baru? Yuk, Cek BRI dengan KPR Suku Bunga Spesial 1,30%
- Sambut HUT ke-130 BRI: Nikmati Promo Hemat Hingga Rp1,3 Juta untuk Upgrade Gaya dan Hobi Cerdas Anda
- Meskipun Pensiun, Bisa Tetap Cuan dan Tenang Bersama BRIFINE
- 3 Pilihan Mobil Bekas Rp60 Jutaan: Irit BBM, Nyaman untuk Perjalanan Luar Kota
Pilihan
-
Dampingi Presiden, Bahlil Ungkap BBM hingga Listrik di Sumbar Tertangani Pasca-Bencana
-
UPDATE Klasemen SEA Games 2025: Indonesia Selangkah Lagi Kunci Runner-up
-
6 Mobil Bekas Paling Cocok untuk Wanita: Lincah, Irit, dan Punya Bagasi Cukup
-
OJK Awasi Ketat Pembayaran Pinjol Dana Syariah Indonesia yang Gagal Bayar
-
Jejak Emas Rakyat Aceh Bagi RI: Patungan Beli Pesawat, Penghasil Devisa & Lahirnya Garuda Indonesia
Terkini
-
Mobil Kecil Boleh Melintas di Jalan Tol IKN saat Nataru, Berikut Ini Jadwalnya
-
Penerapan MBG Berdampak Positif Terhadap Pertumbuhan Ekonomi Masyarakat
-
Roda Perekonomian UMKM dan Warga Berputar Berkat Program MBG
-
Ribuan Paket MBG Disalurkan untuk Korban Banjir dan Longsor di Sumbar
-
Malam Tahun Baru di Balikpapan Lebih Berwarna dengan Pesta 4 Zone Studio