-
MBG Kaltim Hadapi Tantangan Rantai Pasok dan Kualitas – Kasus keracunan siswa dan pengelolaan distribusi yang belum optimal mendorong Dinkes Kaltim mencari solusi inovatif.
-
Kolaborasi dengan KDMP – Dinkes Kaltim mempertimbangkan Koperasi Desa Merah Putih (KDMP) sebagai mitra distribusi bahan pangan untuk menjamin kualitas dan keteraturan pasokan.
-
Fokus pada Menu Bergizi Sesuai Lokal – Selain distribusi, menu MBG disesuaikan dengan kebiasaan konsumsi lokal agar aman, bergizi, dan bernilai protein tinggi, seperti ikan haruan, toman, atau gabus.
SuaraKaltim.id - Program Makan Bergizi Gratis (MBG) di Kalimantan Timur (Kaltim) tengah menghadapi sejumlah kendala, mulai dari kasus keracunan siswa hingga pengelolaan rantai pasok yang belum optimal.
Situasi ini mendorong Dinas Kesehatan (Dinkes) Kaltim untuk mengeksplorasi langkah-langkah inovatif, termasuk bekerja sama dengan Koperasi Desa Merah Putih (KDMP) sebagai mitra distribusi bahan pangan.
Kepala Dinas Kesehatan Kaltim, Jaya Mualimin, menjelaskan bahwa ide kolaborasi ini muncul untuk memastikan kualitas bahan makanan dalam program MBG lebih terjamin.
Hal itu disampaikan Jaya saat berada di Samarinda, Sabtu, 27 September 2025.
“Sistem pasokan yang jelas akan sangat membantu mencegah masalah serupa terulang. Termasuk juga kalau sekarang ada KDMP itu kan juga bisa dijadikan sebagai mitra dalam melakukan kerjasama untuk membeli bahan pokok,” ujar Jaya, disadur dari kaltimetam.id--Jaringan Suara.com, Rabu, 1 Oktober 2025.
KDMP merupakan koperasi nasional yang diresmikan Presiden Prabowo Subianto pada 21 Juli lalu.
Dengan jaringan yang menjangkau seluruh provinsi dan lebih dari seribu unit di sepuluh kabupaten/kota di Kaltim, KDMP dianggap mampu memperkuat distribusi pangan bagi MBG.
Selain itu, koperasi ini menawarkan harga bahan pokok lebih rendah dibanding pasaran, dengan pemasok resmi yang memudahkan pengawasan kualitas.
“Sehingga lebih tertata, lebih tahu sumbernya, sehingga bahan makanannya juga itu standarnya sesuai dengan standar sanitasi dan izin,” tambah Jaya.
Baca Juga: Biaya Naik, Pemkab PPU Tegaskan MBG Tetap Berjalan untuk Pelajar di Daerah Penyangga IKN
Meski potensinya besar, Jaya menegaskan rencana kolaborasi ini masih tahap konseptual.
Dinas Kesehatan bersama Dinas Pangan akan melakukan pemetaan lebih detail untuk mendampingi Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi (SPPG) dalam pelaksanaan MBG.
Selain distribusi, kualitas menu makanan juga menjadi fokus. Jaya menekankan pentingnya menyesuaikan pangan dengan kebiasaan konsumsi lokal agar tidak menimbulkan reaksi alergi.
“Harusnya kan, bisa ikan haruan, toman, gabus, lebih bagus. Udah murah, kemudian nilai proteinnya juga tinggi,” tutupnya.
Berita Terkait
Terpopuler
- 5 Mobil Bekas yang Anti-Rugi: Pemakaian Jangka Panjang Tetap Aman Sentosa
- 3 Mobil Bekas 60 Jutaan Kapasitas Penumpang di Atas Innova, Keluarga Pasti Suka!
- 5 Mobil Listrik 8 Seater Pesaing BYD M6, Kabin Lega Cocok untuk Keluarga
- Cek Fakta: Viral Ferdy Sambo Ditemukan Meninggal di Penjara, Benarkah?
- Target Harga Saham CDIA Jelang Pergantian Tahun
Pilihan
-
4 HP Snapdragon Paling Murah Terbaru 2025 Mulai Harga 2 Jutaan, Cocok untuk Daily Driver
-
Catatan Akhir Tahun: Emas Jadi Primadona 2025
-
Dasco Tegaskan Satgas DPR RI Akan Berkantor di Aceh untuk Percepat Pemulihan Pascabencana
-
6 Rekomendasi HP Murah Layar AMOLED Terbaik untuk Pengalaman Menonton yang Seru
-
Kaleidoskop Sumsel 2025: Menjemput Investasi Asing, Melawan Kepungan Asap dan Banjir
Terkini
-
4 Mobil Bekas Toyota Kemewahan di Atas Avanza, Kabin Nyaman Pilihan Keluarga
-
4 Mobil Bekas Murah dengan Captain Seat, Kabinnya Luas Nyaman buat Keluarga
-
10 Prompt Gemini AI Malam Tahun Baru Bersama Teman, Foto Dijamin Sinematik!
-
6 Mobil Bekas 3 Baris di Bawah 100 Juta, Tangguh untuk Harian dan Perjalanan Jauh
-
Berbagi Kasih di Momen Natal, Kehangatan untuk Penghuni Pusat Rehabilitasi