-
Harga tandan buah segar (TBS) sawit di Kaltim naik signifikan menjelang akhir 2025, dipicu oleh penguatan harga CPO global dan meningkatnya permintaan industri domestik.
-
Kenaikan harga TBS membawa dampak positif bagi petani sawit, khususnya di daerah penyangga Ibu Kota Nusantara (IKN) seperti Kutai Kartanegara, Paser, dan Penajam Paser Utara.
-
Pemerintah dorong kemitraan petani dan pabrik kelapa sawit (PKS) untuk menjaga stabilitas harga dan meningkatkan kesejahteraan petani, seiring peran strategis Kaltim dalam pengembangan wilayah IKN.
SuaraKaltim.id - Harga tandan buah segar (TBS) kelapa sawit di Kalimantan Timur tengah menunjukkan tren positif menjelang akhir 2025.
Lonjakan harga ini menjadi kabar menggembirakan bagi petani di daerah penyangga Ibu Kota Nusantara (IKN), terutama karena dipicu oleh penguatan harga Crude Palm Oil (CPO) di pasar global dan meningkatnya permintaan industri domestik.
Pelaksana Tugas (Plt) Kepala Dinas Perkebunan Kaltim, Andi M. Siddik, menilai peningkatan harga tersebut memberikan dorongan ekonomi yang signifikan bagi para petani sawit di berbagai kabupaten penghasil utama seperti Kutai Kartanegara, Paser, dan PPU.
“Kenaikan harga ini menjadi angin segar bagi petani sawit di Kaltim. Pendapatan mereka meningkat seiring naiknya nilai jual TBS di pasar,” ujar Andi, disadur dari kaltimtoday.co--Jaringan Suara.com, Minggu, 19 Oktober 2025.
Berdasarkan data Dinas Perkebunan Kaltim untuk periode 1–15 Oktober 2025, harga rata-rata tertimbang CPO mencapai Rp 14.336,38/kg, sedangkan kernel Rp 12.937,69/kg dengan indeks K sebesar 89,06 persen.
Kenaikan ini berpengaruh langsung terhadap harga TBS sawit di semua kelompok umur tanaman, dengan nilai tertinggi pada tanaman berusia 10 tahun yang mencapai Rp 3.369,13/kg.
Andi menekankan bahwa daftar harga tersebut menjadi acuan resmi bagi petani plasma yang bermitra dengan pabrik kelapa sawit (PKS), sehingga mereka mendapatkan kepastian harga sesuai mekanisme pasar.
“Dengan kemitraan yang baik, harga TBS petani bisa sesuai dengan harga pasar dan kesejahteraan mereka semakin meningkat,” jelasnya.
Ia juga menambahkan, pola kemitraan yang sehat antara kelompok tani dan perusahaan pengolahan sawit menjadi kunci menjaga stabilitas harga di tengah fluktuasi pasar global, sekaligus memperkuat ekonomi daerah yang kini menjadi bagian strategis dari pengembangan wilayah IKN.
Baca Juga: PPU Siapkan Dapur MBG Ramah Lingkungan untuk Dukung Kawasan IKN
Berita Terkait
Terpopuler
- Resmi Dibuka, Pusat Belanja Baru Ini Hadirkan Promo Menarik untuk Pengunjung
- Nggak Perlu Jutaan! Ini 5 Sepatu Lari Terbaik Versi Dokter Tirta untuk Pemula
- Kenapa Motor Yamaha RX-King Banyak Dicari? Motor yang Dinaiki Gary Iskak saat Kecelakaan
- 5 Shio Paling Beruntung di 1 Desember 2025, Awal Bulan Hoki Maksimal
- 5 Moisturizer dengan Kolagen agar Kulit Tetap Elastis dan Muda
Pilihan
-
Roblox Ditunjuk Jadi Pemungut PPN Baru, Penerimaan Pajak Digital Tembus Rp43,75 T
-
Bank Indonesia Ambil Kendali Awasi Pasar Uang dan Valuta Asing, Ini Fungsinya
-
Geger Isu Patrick Kluivert Dipecat Karena Warna Kulit?
-
Parah! SEA Games 2025 Baru Dimulai, Timnas Vietnam U-22 Sudah Menang Kontroversial
-
Adu Gaji Giovanni van Bronckhorst vs John Heitinga, Mana yang Pas untuk Kantong PSSI?
Terkini
-
Kabar Gembira, UMP Kaltim 2026 Diprediksi Tembus Rp3,8 Juta
-
5 Sepatu Lari Lokal Nyaman untuk Segala Medan, Ada Pilihan Dokter Tirta
-
5 Mobil Matic Kecil Bekas di Bawah 50 Juta, Sporty dan Praktis untuk Pemula
-
Bocoran Xiaomi 17 Ultra yang Hadirkan Konfigurasi Kamera Baru Lensa Leica
-
Musim Hujan di Kaltim hingga Pertengahan 2026, Waspada Bencana Hidrometeorologi