Denada S Putri
Senin, 27 Oktober 2025 | 21:00 WIB
Ilustrasi Petani (pixabay)
Baca 10 detik
  • BPS Kaltim mencatat kenaikan Nilai Tukar Petani (NTP) sebesar 1,27 persen menjadi 146,50 dan Nilai Tukar Usaha Rumah Tangga Pertanian (NTUP) naik 0,95 persen menjadi 152,45 pada September 2025.

  • Kenaikan NTP dipicu oleh meningkatnya harga komoditas pertanian yang diterima petani serta turunnya harga barang dan jasa yang dibayar, terutama di subsektor perkebunan dan peternakan.

  • Empat subsektor mencatat kenaikan, sementara hortikultura mengalami penurunan, dengan sektor perkebunan dan peternakan menjadi penopang utama peningkatan kesejahteraan petani Kaltim.

SuaraKaltim.id - Kesejahteraan petani Kalimantan Timur (Kaltim) menunjukkan tren positif pada September 2025.

Badan Pusat Statistik (BPS) Kaltim melaporkan, Nilai Tukar Petani (NTP) mencapai 146,50 atau naik 1,27 persen dibandingkan bulan sebelumnya.

Sementara Nilai Tukar Usaha Rumah Tangga Pertanian (NTUP) turut meningkat 0,95 persen menjadi 152,45.

Kepala BPS Kaltim, Yusniar Juliana, menyebut kenaikan tersebut tak lepas dari perbaikan harga komoditas di tingkat petani.

“Kenaikan NTP disebabkan oleh meningkatnya harga komoditas pertanian yang diterima petani, sementara harga barang dan jasa yang dibayar mengalami penurunan,” jelas Yusniar, disadur dari kaltimtoday.co--Jaringan Suara.com, Senin, 27 Oktober 2025.

Ia menerangkan, peningkatan NTP dipicu naiknya Indeks Harga yang Diterima Petani (It) sebesar 0,98 persen, sementara Indeks Harga yang Dibayar Petani (Ib) turun 0,29 persen.

Dari lima subsektor yang dipantau, empat di antaranya mencatat kenaikan, yakni tanaman pangan naik 0,89 persen, perkebunan rakyat 2,05 persen, peternakan 2,99 persen, dan perikanan 0,69 persen.

Hanya hortikultura yang melemah dengan penurunan 4,28 persen.

Pola serupa juga terjadi pada NTUP, yang mencerminkan kemampuan petani dalam menjalankan usaha pertaniannya.

Baca Juga: Masjid Banyak Belum Bersertipikat, Pemerintah Waspadai Potensi Konflik Lahan di Kaltim

Empat subsektor mengalami peningkatan NTUP, yaitu tanaman pangan naik 0,46 persen, perkebunan rakyat 1,77 persen, peternakan 3,08 persen, dan perikanan 0,18 persen.

“Empat subsektor mengalami peningkatan NTUP, yaitu tanaman pangan naik 0,46 persen, perkebunan rakyat 1,77 persen, peternakan 3,08 persen, dan perikanan 0,18 persen. Hanya hortikultura yang turun sebesar 4,78 persen,” terang Yusniar.

Dengan capaian tersebut, BPS menilai sektor perkebunan dan peternakan menjadi penopang utama peningkatan daya beli petani di Kaltim, di tengah fluktuasi harga komoditas hortikultura yang masih menekan sebagian wilayah.

Load More