-
BPS Kaltim mencatat kenaikan Nilai Tukar Petani (NTP) sebesar 1,27 persen menjadi 146,50 dan Nilai Tukar Usaha Rumah Tangga Pertanian (NTUP) naik 0,95 persen menjadi 152,45 pada September 2025.
-
Kenaikan NTP dipicu oleh meningkatnya harga komoditas pertanian yang diterima petani serta turunnya harga barang dan jasa yang dibayar, terutama di subsektor perkebunan dan peternakan.
-
Empat subsektor mencatat kenaikan, sementara hortikultura mengalami penurunan, dengan sektor perkebunan dan peternakan menjadi penopang utama peningkatan kesejahteraan petani Kaltim.
SuaraKaltim.id - Kesejahteraan petani Kalimantan Timur (Kaltim) menunjukkan tren positif pada September 2025.
Badan Pusat Statistik (BPS) Kaltim melaporkan, Nilai Tukar Petani (NTP) mencapai 146,50 atau naik 1,27 persen dibandingkan bulan sebelumnya.
Sementara Nilai Tukar Usaha Rumah Tangga Pertanian (NTUP) turut meningkat 0,95 persen menjadi 152,45.
Kepala BPS Kaltim, Yusniar Juliana, menyebut kenaikan tersebut tak lepas dari perbaikan harga komoditas di tingkat petani.
“Kenaikan NTP disebabkan oleh meningkatnya harga komoditas pertanian yang diterima petani, sementara harga barang dan jasa yang dibayar mengalami penurunan,” jelas Yusniar, disadur dari kaltimtoday.co--Jaringan Suara.com, Senin, 27 Oktober 2025.
Ia menerangkan, peningkatan NTP dipicu naiknya Indeks Harga yang Diterima Petani (It) sebesar 0,98 persen, sementara Indeks Harga yang Dibayar Petani (Ib) turun 0,29 persen.
Dari lima subsektor yang dipantau, empat di antaranya mencatat kenaikan, yakni tanaman pangan naik 0,89 persen, perkebunan rakyat 2,05 persen, peternakan 2,99 persen, dan perikanan 0,69 persen.
Hanya hortikultura yang melemah dengan penurunan 4,28 persen.
Pola serupa juga terjadi pada NTUP, yang mencerminkan kemampuan petani dalam menjalankan usaha pertaniannya.
Baca Juga: Masjid Banyak Belum Bersertipikat, Pemerintah Waspadai Potensi Konflik Lahan di Kaltim
Empat subsektor mengalami peningkatan NTUP, yaitu tanaman pangan naik 0,46 persen, perkebunan rakyat 1,77 persen, peternakan 3,08 persen, dan perikanan 0,18 persen.
“Empat subsektor mengalami peningkatan NTUP, yaitu tanaman pangan naik 0,46 persen, perkebunan rakyat 1,77 persen, peternakan 3,08 persen, dan perikanan 0,18 persen. Hanya hortikultura yang turun sebesar 4,78 persen,” terang Yusniar.
Dengan capaian tersebut, BPS menilai sektor perkebunan dan peternakan menjadi penopang utama peningkatan daya beli petani di Kaltim, di tengah fluktuasi harga komoditas hortikultura yang masih menekan sebagian wilayah.
Tag
Berita Terkait
Terpopuler
- 10 Sunscreen untuk Flek Hitam Terlaris di Shopee yang Bisa Kamu Coba
- Penyerang Klub Belanda Siap Susul Miliano Bela Timnas Indonesia: Ibu Senang Tiap Pulang ke Depok
- Lebih Murah dari Innova Zenix: 5 Mobil 7 Seater Kabin Lega Cocok untuk Liburan Keluarga Akhir Tahun
- 27 Kode Redeem FC Mobile Terbaru 26 Oktober: Raih 18.500 Gems dan Pemain 111-113
- 7 Mobil 8 Seater Termurah untuk Keluarga, MPV hingga SUV Super Nyaman
Pilihan
-
4 HP Memori 256 GB Paling Murah, Cocok untuk Gamer yang Ingin Install Banyak Game
-
Disebut Menteri Berbahaya, Menkeu Purbaya Langsung Skakmat Hasan Nasbi
-
Hasan Nasbi Sebut Menkeu Purbaya Berbahaya, Bisa Lemahkan Pemerintah
-
5 Fakta Kemenangan 2-1 Real Madrid Atas Barcelona: 16 Gol Kylian Mbappe
-
Harga Emas Hari Ini: Galeri 24 dan UBS Sentuh Rp 2,4 Juta di Pegadaian, Antam Nihil!
Terkini
-
Anggaran Rp 2,7 Triliun Jadi Momentum Percepatan Sertifikasi Guru Madrasah
-
DPR Dukung Langkah Purbaya Berantas Mafia Impor Tekstil Ilegal
-
Viktor Laiskodat Dukung Rencana Gelar Pahlawan Nasional untuk Soeharto
-
Pemda Diminta Aktif Cek Suplai dan Distribusi untuk Antisipasi Inflasi
-
Suara dari Jalanan: Aktivis 98 Sebut Perpres Ojol Jawaban Aspirasi Pengemudi