-
Pemkab Penajam Paser Utara (PPU) menguatkan mitigasi karhutla dengan mendorong pelaporan cepat dari masyarakat agar penanganan dapat dilakukan segera.
-
Sepanjang 2023–2025 tercatat 90 kasus karhutla di PPU, dengan 128 titik rawan dan lahan gambut seluas 1.400 hektare yang rentan terbakar, terutama di wilayah pesisir dan sekitar IKN.
-
BPBD PPU menegaskan pentingnya peran aktif warga dalam pencegahan karhutla dan mengimbau agar tidak membuka lahan dengan cara membakar.
SuaraKaltim.id - Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Penajam Paser Utara (PPU), memperkuat langkah mitigasi kebakaran hutan dan lahan (karhutla) dengan mendorong partisipasi aktif masyarakat dalam pelaporan dini setiap kejadian kebakaran.
Kepala Pelaksana Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) PPU, Muhammad Sukadi Kuncoro, menegaskan pentingnya kecepatan informasi dari warga untuk mempercepat penanganan.
Hal itu disampaikan Sukadi, saat berada di Penajam, Senin, 27 Oktober 2025.
“Warga agar cepat melaporkan ketika terjadi kebakaran hutan dan lahan di sekitar tempat tinggal,” ujar Sukadi disadur dari ANTARA, Selasa, 28 Oktober 2025.
Ia mencontohkan, laporan cepat dari warga RT 07 Kelurahan Nipah-Nipah membantu petugas memadamkan kebakaran di RT 08 Kelurahan Sungai Parit, Kecamatan Penajam, dengan luas sekitar 1,3 hektare.
Berkat reaksi cepat tersebut, api tidak sempat meluas.
“Seperti yang dilaporkan warga RT 07, Kelurahan Nipah-Nipah, Kecamatan Penajam, ketika terjadi karhutla di wilayah itu,” jelasnya.
Sepanjang 2023–2025, tercatat 90 kasus karhutla di Kabupaten PPU dengan total luas lahan terbakar sekitar 208 hektare.
Pemerintah daerah juga telah memetakan 128 titik rawan karhutla, terdiri atas 78 titik di Kecamatan Penajam dan 50 titik lainnya tersebar di Kecamatan Waru, Babulu, dan Sepaku.
Baca Juga: Basuki Hadimuljono: Membangun SDM IKN Lebih Sulit daripada Infrastruktur
Selain itu, kawasan lahan gambut seluas 1.400 hektare di wilayah pesisir Penajam disebut paling rentan terhadap kebakaran.
Sukadi mengingatkan masyarakat untuk tidak membuka lahan dengan cara membakar karena berisiko menimbulkan kerugian besar, baik bagi lingkungan maupun warga sekitar daerah yang sebagian wilayahnya masuk dalam Ibu Kota Nusantara (IKN) ini.
Ia menekankan, keberhasilan pencegahan karhutla sangat bergantung pada kerja sama seluruh elemen masyarakat.
“Peran serta masyarakat dalam melakukan pencegahan karhutla sangat dibutuhkan, warga harus berperan aktif membantu pencegahan karhutla, terutama di wilayah tempat tinggal masing-masing,” tegasnya.
Tag
Berita Terkait
Terpopuler
- 4 Daftar Mobil Bekas Pertama yang Aman dan Mudah Dikendalikan Pemula
- 6 Rekomendasi Mobil Bekas Kabin Luas di Bawah 90 Juta, Nyaman dan Bertenaga
- Dua Rekrutan Anyar Chelsea Muak dengan Enzo Maresca, Stamford Bridge Memanas
- Calon Pelatih Indonesia John Herdman Ngaku Dapat Tawaran Timnas tapi Harus Izin Istri
- Harga Mepet Agya, Intip Mobil Bekas Ignis Matic: City Car Irit dan Stylish untuk Penggunaan Harian
Pilihan
-
6 Smartwatch Layar AMOLED Murah untuk Mahasiswa dan Pekerja, Harga di Bawah Rp 1 Juta
-
4 Tablet RAM 8 GB dengan Slot SIM Card Termurah untuk Penunjang Produktivitas Pekerja Mobile
-
3 Fakta Perih Usai Timnas Indonesia U-22 Gagal Total di SEA Games 2025
-
CERPEN: Catatan Krisis Demokrasi Negeri Konoha di Meja Kantin
-
CERPEN: Liak
Terkini
-
Alat Kebencanaan Disiagakan untuk Hadapi Cuaca Ekstrem di Kaltim
-
Warga Kaltim Diminta Waspada Potensi Bencana Hidrometeorologi
-
3 Mobil Bekas Nissan 60 Jutaan: Kabin Lapang, Desain Elegan Tak Lekang Waktu
-
Hujan Ringan Guyur Samarinda, Waspada Hujan Petir di Pontianak dan Banjarmasin
-
3 Mobil Bekas 80 Jutaan Terbaik untuk Keluarga: Kabin Senyap, Mesin Bertenaga