-
Indeks Pembangunan Manusia (IPM) Kaltim naik menjadi 79,39 pada 2025, didorong peningkatan daya beli, akses pendidikan, dan derajat kesehatan masyarakat.
-
Rata-rata pengeluaran riil per kapita meningkat menjadi Rp 14,25 juta, umur harapan hidup naik menjadi 75,28 tahun, dan rata-rata lama sekolah mencapai 10,10 tahun.P
-
Pertumbuhan IPM antarwilayah bervariasi, di mana Kabupaten Penajam Paser Utara mencatat peningkatan tertinggi, sementara Kota Samarinda mengalami pertumbuhan terendah.
SuaraKaltim.id - Peningkatan kualitas hidup masyarakat di Provinsi Kalimantan Timur (Kaltim) menunjukkan tren positif pada tahun ini.
Perbaikan daya beli, akses pendidikan, dan derajat kesehatan mendorong Indeks Pembangunan Manusia (IPM) Kaltim mencapai 79,39, menandai level pembangunan manusia yang semakin mendekati kategori sangat tinggi.
Menurut Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Kaltim, Yusniar Juliana, salah satu faktor kunci peningkatan IPM adalah naiknya kemampuan masyarakat dalam memenuhi kebutuhan hidup layak.
Hal itu disampaikan Yusniar, Sabtu, 8 November 2025, di Samarinda.
"Dimensi standar hidup layak berdasarkan rata-rata pengeluaran riil per kapita per tahun Kaltim pada 2025 sebesar Rp 14,25 juta, meningkat Rp461 ribu atau 3,34 persen ketimbang tahun sebelumnya," kata Yusniar disadur dari ANTARA, Minggu, 9 November 2025.
Selain peningkatan daya beli, dimensi kesehatan juga menunjukkan perkembangan positif.
Umur harapan hidup bayi lahir pada 2025 tercatat 75,28 tahun, naik 0,34 tahun dibandingkan generasi kelahiran tahun sebelumnya.
Sementara pada dimensi pendidikan, harapan lama sekolah penduduk usia 7 tahun ke atas mencapai 14,04 tahun, dengan rata-rata lama sekolah penduduk usia 25 tahun ke atas meningkat menjadi 10,10 tahun.
Data BPS menunjukkan konsistensi tren kenaikan IPM Kaltim selama lima tahun terakhir, menggambarkan upaya pembangunan yang berlangsung secara terukur dan berkelanjutan.
Baca Juga: Kematian Remaja di Kaltim Diduga Akibat Kekerasan, Keluarga Pilih Tempuh Jalur Hukum
Pertumbuhan IPM 2025 juga bervariasi antarwilayah.
Kabupaten Penajam Paser Utara (PPU) tercatat memiliki kenaikan tertinggi, mencapai 1,17 persen.
Sebaliknya, pertumbuhan paling rendah tercatat di Kota Samarinda sebesar 0,51 persen.
"Sedangkan IPM Kota Samarinda memiliki pertumbuhan terendah se-Kaltim pada 2025 yang tercatat 0,51 persen, sedikit melambat jika dibandingkan dengan rata-rata pertumbuhan sepanjang 2020 – 2024," kata Yusniar.
Berita Terkait
Terpopuler
- Siapa Saja 5 Pelatih Tolak Melatih Timnas Indonesia?
- 5 Rekomendasi Bedak Cushion Anti Longsor Buat Tutupi Flek Hitam, Cocok Untuk Acara Seharian
- 10 Sepatu Jalan Kaki Terbaik dan Nyaman dari Brand Lokal hingga Luar Negeri
- 5 Pilihan Sunscreen Wardah dengan SPF 50, Efektif Hempas Flek Hitam hingga Jerawat
- 23 Kode Redeem FC Mobile 6 November: Raih Hadiah Cafu 113, Rank Up Point, dan Player Pack Eksklusif
Pilihan
-
Pandji Pragiwaksono Dihukum Adat Toraja: 48 Kerbau, 48 Babi, dan Denda 2 Miliar
-
4 HP 5G Paling Murah November 2025, Spek Gahar Mulai dari Rp 2 Jutaan
-
6 HP Snapdragon dengan RAM 8 GB Paling Murah, Lancar untuk Gaming dan Multitasking Intens
-
Harga Emas di Pegadaian Stabil Tinggi Hari Ini: Galeri 24 dan UBS Kompak Naik
-
PSSI Kalah Cepat? Timur Kapadze Terima Tawaran Manchester City
Terkini
-
PPU Catat Pertumbuhan IPM Tertinggi di Kaltim, Samarinda Melambat
-
Konektivitas Inti Lembaga Hukum di IKN Dipersiapkan Lewat Proyek Jalan Strategis
-
Komitmen Beri Nilai Tambah pada Masyarakat, Bank Mandiri Gelar Livin Fest 2025 di Balikpapan
-
Wali Kota Samarinda Minta Publik Waspada Informasi Parsial Terkait Probebaya
-
Tes Urine di Lambung Mangkurat, 42 dari 43 Warga Positif Narkoba