Balap Lari Dilarang, Warganet Balikpapan Protes

Warga Kota Balikpapan protes dengan kebijakan Kepolisian RI yang melarang aksi balap lari yang sedang tren. Padahal menurut mereka, balap lari hanya olahraga.

Yovanda Noni
Senin, 14 September 2020 | 08:59 WIB
Balap Lari Dilarang, Warganet Balikpapan Protes
Dua orang pebalap lari liar adu lari berjarak 100 meter di Jalan Raya Ciri Mekar, Cibinong, Kabupaten Bogor , Jawa Barat, Sabtu dini hari (12/9/2020). [ANTARA FOTO/Yulius Satria Wijaya]

SuaraKaltim.id - Balap lari di jalanan atau balap liar, mendadak viral di Kalimantan Timur. Balapan lari yang biasa dilakukan pada malam hari ini, diikuti oleh banyak peserta yang rata-rata adalah remaja di sejumlah kota.

Tak ketinggalan Kota Balikpapan. Kota yang sudah memberlakukan pembatasan jam malam ini, ternyata mengikuti tren balap lari sejak sebulan terakhir.

Tidak bermaksud untuk kumpul-kumpul di tengah Covid-19, para pembalap mengaku hanya mencari kegiatan positif di tengah pandemik dengan mengutamakan protokol kesehatan.

“Ini hanya balap lari, walaupun liar. Itu dilakukan dini hari, waktu tidak ada mobil dan motor melintas. Kita cuma lari, bukan balap motor lo ya. Kita pakai masker, kita bawa hand sanitazer, kita jaga jarak,” kata Ahmad Budianto (20) warga Manggar, Balikpapan.

Baca Juga:Aksi Balap Lari Liar di Bogor

Belakangan Kepolisian RI melarangnya, karena kegiatan tersebut menimbulkan konsekuensi menganggu ketertiban umum. Selain itu, dalam sejumlah balapan lari diduga ada praktik judi di dalamnya.

Sanksi balap liar ini merujuk pada UU No 38 Tahun 2004 tentang jalan. Pada pasal 12 ayat 1 diatur bahwa setiap orang dilarang melakukan perbuatan yang mengakibatkan terganggunya fungsi jalan di dalam ruang manfaat jalan.

“Lah apa yang mau dijudikan Pak Polisi? Kami itu balapan, olahraga. Buka baju, cari keringat. Abis lari, kami langsung push up. Minum air putih, ini murni olahraga. Supaya sehat, di Balikpapan tidak ada judi-judi balap lari,” sebutnya.

Menurut dia, ajang balap lari itu dilakukan per kawasan. Budi sendiri mengikuti balap lari yang ada di Jembatan Manggar Balikpapan. Ada juga remaja yang membuat komunitas balap lari di kawasan jalan Soekarno – Hatta (Kilo Balikpapan). Selain itu ada pula Kampung Timur, Batakan dan Gunung sari.

“Kalau boleh tanya ya, kenapa sih hal-hal yang begini jadi masalah. Setahu kami, lari itu sehat. Di Balikpapan belum ada orang ditangkap, gara-gara judi lari. Belum pernah dengar saya,” sebutnya.

Baca Juga:Tren Baru Balap Lari Liar, Warganet: Lari dari Masalah Mungkin

Tidak hanya Budi, beberapa warganet yang mendukung aksi ini juga ramai-ramai perotes dengan keputusan pelarangan balap lari. Kegiatan tersebut dinilai sebagai hal yang positif daripada balap motor liar.

Pada postingan di akun instagram @info_balikpapan, warganet ramai-ramai perotes kebijakan kepolisian. Menurut mereka, balap lari adalah kegiatan hiburan dan tidak merugikan publik.

“Balap motor salah, balap lari juga salah. Terus kami yang hobi balapan harus bagaimana min,” Tanya akun @rizal1s.

Tidak hanya balap motor, warganet juga membandingkan balap lari dengan gowes sepeda malam. Menurut mereka, tidak adil jika polisi menegaskan balap lari mengganggu fasilitas jalan raya. Sebab, gowes sepeda malam juga menguasai jalan besar.

“Sekalian yang gowes-gowes sampai kemalaman juga ditangkapin, pakai separo ruas jalan seenaknya bikin macet. Kegilaan banget mau olahraga, seakan-akan konvoi,” cetus akun @biiillyyyyyy.

Merasa dirugikan, warganet lantas mempertanyakan keadilan aparat kepolisian itu. Mereka menyebut, balap lari bukan tindak pidana korupsi. "Apa kabar yang bawa uang rakyat," tanya @Triwijayamobil28 

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

News

Terkini