Tak Punya Gedung, Sekolah Anak Petani di Balikpapan ini Kesulitan

SD Bersinar tak punya gedung sekolah, murid terpaksa belajar di ruang sempit

Yovanda Noni
Selasa, 15 September 2020 | 08:43 WIB
Tak Punya Gedung, Sekolah Anak Petani di Balikpapan ini Kesulitan
Siswa SD Bersinar tetap bahagia walau tak punya gedung sekolah

SuaraKaltim.id - Lantaran tak punya gedung sekolah, SD Bersinar di Balikpapan terpaksa menyewa rumah warga untuk dijadikan ruang kelas sederhana.

Kepala sekolah SD Bersinar, Bintang Riris Parhusip menyebut kondisi itu sudah berjalan dua tahun sejak SD Bersinar dibangun. Sekolah yang semula dibangun untuk menampung anak-anak yang tak dapat zonasi SD Negeri ini, terpaksa bertahan walau tersendat dari sisi keuangan maupun pembayaran.

“Murid kami Cuma sedikit, SD ada belasan saja termasuk kelas 1 dan 2. Kami tak punya gedung, jadi untuk belajar kami menyewa di rumah warga di Batakan ini,” katanya (15/9/2020).

Terletak di Jalan Pemuda, Batakan, Kelurahan Manggar, sekolah ini memang agak jauh dari jalan besar. Rata-rata, siswa yang belajar di sana adalah anak-anak petani di Batakan.

Baca Juga:IKN Ditunda karena Covid-19, Masyarakat Kaltim Dukung

Ruang belajar mereka juga tergolong kecil, hanya 2x3 meter terdiri tiga kelas. Perlengkapan belajar-mengajar juga masih mendapat banyak bantuan dari orangtua murid yang mampu.

“Kami memang sederhana, tapi niat kami ini untuk memberi pengajaran pada anak-anak yang tidak kebagian zonasi SD Negeri,” sebutnya.

Sebenarnya SD Bersinar sudah memberlakukan uang gedung untuk biaya sewa. Namun ketika orangtua meminta keringanan untuk pembayaran, maka pembayaran pun tertunda.

“Kita paham sekali situasi pandemi ini, kami juga tidak bisa memaksakan orangtua murid. Karena kalau tidak ada ya mau bagaimana,” sebutnya.

Semasa pandemi Covid-19, SD Bersinar bahkan mengurangi pembayaran untuk SPP siswa yang kurang mampu. Riris bahkan harus memutar otak untuk membayar gaji-gaji guru yang mengajar di SD Bersinar.

Baca Juga:Waspada! Jumlah Positif Covid-19 di Kaltim Melonjak 279 Kasus

“Belum ada pemasukan sama sekali. Sementara ini kalau ada rejeki, gaji para guru duluan. Kami juga harus mencari pemasukan lain seperti jualan sayur untuk talangan bayar sewa ruang kelas,” sebutnya.

Kondisi tersebut sudah berulang kali disampaikan ke Dinas Pendidikan setempat. Namun, hingga saat ini belum ada jalan keluar yang dapat diambil pihak sekolah. Untuk yayasan pun mereka terpaksa menumpang di Yayasan Al Iqra Balikpapan.

“Kami tidak punya yayasan sekolah. Kami numpang dulu pada Yayasan Al Iqra. Untung saja ada pemilik yayasan yang berbaik hati pada kami. Sampai kini, kami masih berharap mendapat bantuan untuk masalah yayasan sekolah,” kata Bintang.

Bintang berharap, masa pandemi segera berakhir. Selain rindu mengajar di sekolah bersama siswa, dirinya juga ingin segera berupaya mencari jalan keluar untuk masalah yayasan dan gedung yang dibutuhkan.

"SD Bersinar ini sudah tahun ke dua. Saya berharap, pemerintah dapat jalan-jalan melihat sekolah kami. Meski terbatas, tapi kami semangat belajar-mengajar," pungkasnya

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

News

Terkini