SuaraKaltim.id - Sepasang suami istri kehilangan nyawa usai keduanya nekat menenggak hand sanitizer sebagai ganti minuman beralkohol.
Insiden ini terjadi saat pasutri tersebut mengikuti sebuah pesta, di mana cairan pembersih dikonsumsi lantaran tak tersedianya minuman keras.
Pesta berujung maut itu terjadi di Rusia. Menyadur News.com Minggu (06/12), meninggalnya pasutri itu mengakibatkan lima orang anak yang kini menjadi yatim piatu.
Awalnya, sang ayah meninggal terlebih dahulu dan sang istri menyusul dengan alasan yang sama, yaitu minum cairan pembersih tangan. Mereka kehabisan alkohol saat pesta, sebagai gantinya mereka minum hand sanitizer yang mengandung metanol.
Baca Juga:Mengandung Bahan Beracun, Waspadai Dampak Metanol pada Hand Sanitizer
Pasangan ini adalah korban kesembilan yang tewas setelah menenggak cairan tersebut dan hal ini membuat pemerintah menghentikan pasokan antiseptik ilegal di seluruh negeri.
Tujuh korban jiwa lainnya berusia antara 28 hingga 69 tahun, juga menghadiri pesta yang sama di desa Tomtor, di distrik Tattinsky di wilayah Yakutia, pada 19 November.
Tiga korban pertama adalah seorang wanita berusia 41 tahun dan dua pria, berusia 27 dan 69 tahun. Enam orang lainnya diterbangkan dengan pesawat evakuasi medis ke ibu kota daerah Yakutsk, termasuk wanita yang tewas terakhir.
Kematian lainnya datang dari pria di distrik Aldansky di wilayah yang sama. Sedangkan satu orang lagi sedang mendapat perawatan di rumah sakit. Ia diperkirakan selamat namun kehilangan penglihatannya.
Hand sanitizer adalah pembersih yang mematikan karena mengandung hingga 69% metanol, sedangkan tingkat yang diizinkan secara legal adalah 3,5%.
Baca Juga:Keracunan Metanol Pada Hand Sanitizer, 3 Buta dan 4 Orang Meninggal Dunia
Petugas kesehatan telah mengeluarkan peringatan kepada masyarakat untuk tidak mengkonsumsi hand sanitizer yang mengandung metanol karena menyebabkan kerusakan ginjal, kebutaan bahkan kematian.
Sejauh ini, sekitar 4.879 liter hand sanitizer telah disita, tapi polisi yakin masih banyak yang disuplai, dan mereka melacak hingga ke taman kanak-kanak, sekolah, tempat bisnis, dan penjara.