Klaster Covid Baru Muncul di Beijing, Penyebabnya Orang dari Indonesia

Wakil Direktur Pusat Kota untuk Pencegahan Penyakit dan Kontrol, Pang Xinghuo menyebut Indonesia sebagai sumber klaster Covid di Shunyi tersebut.

Chandra Iswinarno | Rima Suliastini
Kamis, 31 Desember 2020 | 16:06 WIB
Klaster Covid Baru Muncul di Beijing, Penyebabnya Orang dari Indonesia
Ilustrasi pandemi Covid-19 di dunia. Pemerintah China dihebohkan dengan kemunculan klater baru di Shunyi yang disebut disebarkan orang Indonesia. [Suara.com/Eko Faizin]

SuaraKaltim.id - Pemerintah China dikejutkan dengan temuan klaster baru Covid-19 di Shunyi yang melonjak secara tiba-tiba. Menurut hasil penyelidikan epidemiologi menyeluruh terhadap 16 kasus Virus Corona, dari total tersebut, satu di antranya merupakan kasus impor yang disebut berasal dari Indonesia.

Seperti ditulis Global Times pada Kamis (31/12/2020), Wakil Direktur Pusat Kota untuk Pencegahan Penyakit dan Kontrol, Pang Xinghuo menyebut Indonesia sebagai sumber klaster tersebut.

Distrik Shunyi melaporkan adanya 16 pasien Virus Corona, yang 14 di antaranya terkonfirmasi kasus lokal, satu kasus tanpa gejala dan satu lainnya merupakan kasus impor.

Dengan menganalisis urutan genetik, hasil menunjukkan virus itu termasuk dalam genotipe-L dari cabang Eropa, yang memiliki kemiripan tinggi dengan strain virus yang ditemukan di Asia Tenggara pada November silam.

Baca Juga:160 Tahun Hilang, Patung Kepala Kuda Akhirnya Kembali ke Istana Beijing

Dari adanya fakta tersebut disimpulkan, jika wabah baru di Beijing merupakan virus impor dari luar negeri.

Disebutkan bahwa virus itu ditularkan dari pasien Indonesia yang duduk di sebelah pria yang masuk ke Provinsi Fujian China pada akhir November. Pria 28 tahun itu kemudian melakukan perjalanan ke distrik Shunyi di Beijing dan menyebabkan klaster baru, sebut Pang.

Pasien asal Indonesia sudah terkonfirmasi positif Virus Corona dalam penerbangan dari negara asalnya ke Fujian. Dia pergi ke Beijing pada 10 Desember, setelah karantina 14 hari di Fujian dan dinyatakan negatif dalam tes asam nukleat.

Dia kemudian dinyatakan positif dalam tes antibodi serum, tetapi negatif dalam tes asam nukleat lainnya pada 26 Desember.

Sampel dari tempat tinggal dan kantornya dinyatakan positif corona dan pria itu dibawa ke Rumah Sakit Ditan Beijing. Tes asam nukleatnya menjadi positif pada 28 Desember dan dia diidentifikasi sebagai silent carrier.

Baca Juga:Arti Kemenangan Joe Biden Bagi Dunia, dari Beijing, Iran sampai Kuba

Kasus impor ini menginfeksi teman sekamarnya dan kemudian menyebabkan infeksi pada pegawai supermarket dan sekelompok pengemudi dan teman-teman serta pekerja yang memanggil mobil online di kawasan industri Jinma melalui aktivitas kelompok.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

Lifestyle

Terkini