Jangan Remehkan Ibadah Ini, Pahalanya Sama Dengan Menunaikan Ibadah Haji

Warga muslim Indonesia tidak bisa merasakan ibadah di Tanah Suci

Muhammad Yunus
Jum'at, 04 Juni 2021 | 16:29 WIB
Jangan Remehkan Ibadah Ini, Pahalanya Sama Dengan Menunaikan Ibadah Haji
Jamaah haji dari berbagai penjuru dunia berkumpul di bukit Arafah, Arab Saudi, untuk melaksanakan puncak ibadah haji wukuf. (AFP)

SuaraKaltim.id - Pemerintah Indonesia menerbitkan Keputusan Menteri Agama (KMA) Nomor 660 tahun 2021 tentang Pembatalan Keberangkatan Jemaah Haji pada Penyelenggaraan Ibadah Haji Tahun 1442 H/2021 M.

Keputusan ini membuat calon jemaah haji yang sudah antri bertahun-tahun kecewa. Karena tidak bisa merasakan ibadah di Tanah Suci umat Islam.

Namun bagi umat Islam yang belum bisa berangkat haji, jangan bersedih. Ibadah ini jangan dianggap remeh, pahalanya sama dengan pahala ibadah haji.

Mengutip Harakah.id, dalam hadis riwayat Imam al-Tabrani, disebutkan orang-orang yang menunaikan salat wajib secara berjemaah memiliki pahala bernilai seperti haji.

Baca Juga:Jangan Putus Asa Gagal Haji, Lakukan Ini Pahalanya Sama Dengan Ibadah Haji

"Barang siapa yang berjalan menuju jamaah salat maktubah, maka hal itu seperti haji. Barang siapa yang berjalan untuk melaksanakan salat sunnah, maka hal itu seperti umrah"

Sementara itu, dalam riwayat lainnya yang disampaikan oleh Imam Abu Dawud juga menyampaikan keutamaan salat wajib secara berjamaah yang bernilai seperti pahala orang berhaji.

"Barangsiapa keluar dari rumahnya dengan keadaan suci guna melaksanakan salat maktubah, maka ia akan mendapatkan pahala seperti pahala orang yang berhaji. Barangsiapa berkehendak untuk melaksanakan shalat Sunnah Dluha, maka ia mendapatkan pahala seperti pahala orang yang berumrah." (HR. Abu Daud/558)

Mengutip dari Wahdah.or.id, salat adalah salah satu rukun Islam yang terpenting setelah Syahadatain. Shalat juga memiliki kedudukan yang agung dalam Islam. Mengapa demikian? Setidaknya karena beberapa alasan:

1. Perintah shalat diterima langsung oleh Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi Wasallam di langit ke tujuh dalam peristiwa Isra’ dan mi’raj

Baca Juga:Calon Jamaah Haji Diisukan Tak Berangkat Tahun Ini Rizal Ramli Sebut Dana Haji Ditilap

Ketika Allah Subhaanahu Wata’ala menetapkan suatu syariat, maka Allah Subhaanahu Wata’ala menurunkan wahyu-Nya kepada Rasul-Nya melalui perantaraan Jibril. Zakat misalnya, Allah Subhaanahu Wata’ala menurunkan firman-Nya berisi perintah membayar zakat, yang artinya, “Dan tunaikanlah zakat…” (QS. Al Baqarah: 43).

Demikian pula puasa, haji, dan ibadah-ibadah lainnya. Berbeda dengan shalat, Allah Subhaanahu Wata’ala tidak cukup hanya dengan menurunkan firman-Nya berisi perintah shalat, tapi lebih dari itu.

Allah Subhaanahu Wata’ala memanggil langsung Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi Wasallam untuk menerima perintah shalat tersebut. Hal ini, menunjukkan keutamaan dari ibadah shalat jika dibandingkan dengan ibadah-ibadah lainnya.

2. Dalam kondisi apa pun, salat tidak boleh ditinggalkan

Betapa pun sibuknya Anda, dan parahnya penyakit Anda, selama masih sadarkan diri, salat tetap harus ditegakkan.

Bedanya dengan ibadah lain, zakat misalnya, ketika Anda tidak memiliki harta yang cukup nishabnya, maka Anda tidak wajib membayar zakat.

Puasa, tidak diwajibkan bagi orang yang sakit. Haji, bisa jadi Anda memiliki harta yang cukup untuk bekal perjalanan ke tanah suci, tapi Anda sakit, maka Anda pun tidak wajib haji.

Atau sebaliknya, badan Anda sehat, tapi Anda tidak memiliki harta yang cukup, maka Anda pun tidak wajib mengerjakan ibadah haji.

Adapun salat, kita diperintahkan untuk mengerjakannya dengan berdiri. Namun ketika kita sakit dan tak mampu berdiri, maka shalat boleh sambil duduk. Jika duduk pun tidak mampu, maka boleh dengan berbaring, dan seterusnya.

3. Amalan yang paling pertama dihisab

Bayangkan, Anda berpuasa, membayar zakat, lima kali haji, membangun banyak masjid, menyantuni fakir miskin, tapi Anda melalaikan shalat. Maka apa jadinya?

Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi Wasallam bersabda,

“Sesungguhnya amalan yang paling pertama dihisab dari seorang hamba pada hari kiamat adalah shalatnya. Jika shalatnya baik, maka ia telah beruntung dan selamat. Tapi jika shalatnya rusak, maka ia telah binasa dan merugi”.(HR. Tirmidzi dan Nasa’i).

4. Wasiat Terakhir Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi Wasallam

Pesan-pesan terakhir dari orang yang akan meninggal dunia biasanya berisi wasiat-wasiat yang sangat penting yang disampaikan kepada kerabat dekatnya. Dan ternyata, wasiat terakhir dari Nabi kita adalah perintah menjaga shalat.

Saat itu, menjelang wafat beliau, dari atas pembaringan, beliau berwasiat kepada seluruh umatnya,

“Jagalah shalat! Jagalah shalat!” (HR. Abu Dawud dan Ibnu Majah).

Yah, junjungan kita telah berwasiat kepada kita untuk menjaga shalat. Namun sayang, manusia meremehkannya.

Inilah beberapa alasan yang menunjukkan keagungan salat dalam Islam. Dan masih ada banyak ayat dan hadits yang menunjukkan hal tersebut.

Namun demikian, banyak yang tidak peduli. Mereka berkata, meninggalkan shalat itu perkara biasa. Hal sepele. Dosa kecil. Nyatanya, di mana-mana banyak orang meninggalkan salat, tapi rejeki mereka tetap mengalir.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

News

Terkini