SuaraKaltim.id - Pemerintah Kota (Pemkot) Balikpapan terus memperkuat sistem drainase kota sebagai bagian dari strategi pengendalian banjir jangka menengah.
Salah satu proyek prioritas saat ini adalah pembangunan saluran sekunder di kawasan Inhutani, yang tidak hanya dirancang untuk mengurangi genangan, tetapi juga akan dialihfungsikan menjadi jalur pedestrian yang nyaman.
Proyek ini berada di sekitar Kantor Disdukcapil Balikpapan dan dikerjakan di bawah koordinasi Dinas Pekerjaan Umum (DPU), dengan masa pelaksanaan selama 219 hari terhitung sejak 27 Mei 2025.
Hal itu disampaikan Kepala Bidang Sumber Daya Air dan Drainase DPU Kota Balikpapan, Jen Supriyanto.
Baca Juga:Terbongkar! Beras Oplosan Beredar Luas di Balikpapan, Polisi Sita Ratusan Karung
“Ini adalah progres pembangunan yang kami laporkan sampai akhir Juli. Kontraknya dimulai 27 Mei dan saat ini sudah mencapai 8,8 persen,” kata Jen, disadur dari ANTARA, Kamis, 31 Juli 2025.
Nilai kontrak pembangunan mencapai Rp9,7 miliar. Proyek ini ditargetkan rampung sepenuhnya pada akhir 2025 dan akan terhubung langsung dengan sistem drainase MT Haryono yang sebelumnya telah diselesaikan.
“Target kami, drainase ini akan menjadi bagian dari sistem yang lebih terintegrasi dalam pengendalian banjir, dan nantinya terhubung dengan sistem drainase MT Haryono yang sudah dikerjakan sebelumnya,” ujar Jen.
Menariknya, proyek ini tak hanya fokus pada aspek teknis saluran air, tetapi juga mengintegrasikan elemen ruang publik. Setelah konstruksi drainase selesai, bagian atas saluran akan ditata ulang menjadi trotoar untuk pejalan kaki.
“Setelah ditutup, akan kami tata menjadi trotoar. Konsepnya tetap sama seperti pengerjaan drainase MT Haryono,” jelasnya.
Baca Juga:Jembatani Peluang dan Pekerja, Balikpapan Gelar Job Market Fair 2025
Meski pengerjaan baru pada tahap awal, progres fisik proyek telah melampaui target. Hingga akhir Juli, realisasi mencapai 8,8 persen dari target 2,8 persen.
“Realisasi ini tentu positif. Tapi tetap akan kami awasi ketat agar kualitas dan keberlanjutan pengerjaannya terjaga,” tegasnya.
Saat ini pekerjaan masih difokuskan pada bagian atas saluran, dengan pengerjaan bawah dilakukan bertahap. Total panjang saluran belum dapat dipastikan karena konstruksi masih berjalan.
Menurut Jen, pembenahan kawasan padat aktivitas seperti Inhutani penting karena daerah ini kerap terdampak limpasan air hujan akibat kapasitas saluran eksisting yang terbatas.
“Drainase di wilayah ini terhubung dengan jaringan yang lebih besar. Maka dari itu, pembenahan sistem saluran harus dilakukan secara menyeluruh dan terstruktur,” katanya.
Pemkot Balikpapan menempatkan pengendalian banjir sebagai program unggulan dalam RPJMD 2025–2029. Proyek drainase Inhutani menjadi bagian dari komitmen jangka panjang untuk memperbaiki sistem air permukaan sekaligus mempercantik wajah kota.