Pusat dan Daerah Lempar Tanggung Jawab, Mahulu Terus Terpuruk

Purwadi, menilai permasalahan tersebut tak bisa dilihat semata sebagai gejolak pasar biasa.

Denada S Putri
Sabtu, 02 Agustus 2025 | 21:42 WIB
Pusat dan Daerah Lempar Tanggung Jawab, Mahulu Terus Terpuruk
Kabupaten Mahakam Ulu (Mahulu). [Ist]

SuaraKaltim.id - Lonjakan harga bahan pokok kembali mengguncang Kabupaten Mahakam Ulu (Mahulu).

Di tengah kondisi ekonomi warga yang makin tertekan, akademisi dari Universitas Mulawarman (Unmul), Purwadi, menilai permasalahan tersebut tak bisa dilihat semata sebagai gejolak pasar biasa.

Hal itu ditegaskan Purwadi saat berada di Samarinda, Jumat, 1 Agustus 2025.

“Solusi yang dilakukan pemerintah hanya seperti memadamkan api. Baru bergerak setelah ada kejadian besar atau viral. Sifatnya reaktif, bukan strategis,” tegasnya disadur dari Presisi.co--Jaringan Suara.com, Sabtu, 2 Agustus 2025.

Baca Juga:Putus dari Sungai, Mahulu Butuh Jalan Bukan Sembako

Kritik ini dilontarkan menyusul respons cepat Pemerintah Provinsi (Pemprov) Kalimantan Timur (Kaltim) yang menyalurkan bantuan sembako ke Mahulu setelah harga kebutuhan pokok melonjak tajam.

Harga beras saat ini mencapai Rp 1,2 juta per karung (25 kg), sementara gas elpiji 3 kilogram dijual hingga Rp 400 ribu per tabung.

Namun bagi Purwadi, situasi ini bukanlah kejutan.

Menurutnya, krisis pangan di Mahulu bukan peristiwa insidental, melainkan masalah struktural yang berulang setiap tahun tanpa solusi jangka panjang.

“Kalau setiap tahun hanya kirim sembako, itu bukan solusi. Itu tanda bahwa pemerintah tidak punya desain kebijakan jangka panjang untuk Mahulu,” katanya.

Baca Juga:569 Jiwa Terdampak Kekeringan, Pemkab Mahulu Siapkan Status Siaga

Ia menjelaskan, persoalan utamanya terletak pada akses yang masih sangat terbatas.

Mahulu sangat bergantung pada jalur sungai, yang rawan terganggu saat musim banjir maupun kemarau panjang.

Kondisi ini membuat distribusi barang terhambat dan harga terus meroket.

“Tidak perlu jalan tol, tapi jalan tanah pun kalau bisa dilalui sepanjang tahun akan sangat membantu. Selama akses masih buruk, harga barang akan terus mahal,” tambah Purwadi.

Dia juga menyinggung lambannya realisasi pembangunan jalan darat ke Mahulu, meski dana besar telah digelontorkan pemerintah pusat maupun daerah dalam beberapa tahun terakhir.

Proyek yang seharusnya menjadi solusi fundamental justru terkesan mandek di tengah jalan.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

Terkini