SuaraKaltim.id - Harga minyak mentah dunia selama sepekan alami penurunan. Bahkan, pada Jumat lalu harga minyak mentah dunia turun sekitar 1 persen.
Penurunan harga minyak mentah ini, di tengah kekhawatiran adanya lockdown di beberapa negara untuk menghindari penyebaran varian Delta Covid-19.
Selain itu, minyak mentah berjangka juga berada di bawah tekanan, karena dolar menguat setelah data pertumbuhan pekerjaan bulanan AS lebih tinggi dari yang diharapkan.
Seperti dilansir dari CNBC, Minyak mentah berjangka Brent turun 59 sen, atau 0,8 persen, menjadi USD 70,70, sementara minyak mentah berjangka West Texas Intermediate (WTI) AS turun 81, atau 1,2 persen, menjadi menetap di USD 68,28 per barel.
Baca Juga:Harga Minyak Dunia Anjlok Imbas Kembali Melonjaknya Kasus Covid Varian Delta
Untuk minggu ini, patokan global Brent turun lebih dari 6 persen, kerugian minggu terbesar dalam empat bulan, dan WTI jatuh hampir 7 persen dalam penurunan mingguan terbesar dalam sembilan bulan.
"Aksi harga yang kita lihat sekarang benar-benar merupakan fungsi dari gambaran makro. Singapura. Varian Delta sekarang benar-benar mulai berhasil dan Anda melihat penghindaran risiko di banyak pasar, bukan hanya minyak," kata Howie Lee, ekonom di bank OCBC.
Untuk diketahui, Presiden AS Joe Biden mengatakan bahwa kasus Covid-19 di Amerika Serikat kembali naik ke level tertinggi dalam enam bulan.
Jepang juga berencana memperluas pembatasan darurat ke lebih banyak wilayah negara itu, sementara China, konsumen minyak terbesar kedua di dunia, telah memberlakukan pembatasan di beberapa kota dan membatasi penerbangan.
"Peningkatan pembatasan perjalanan di China telah menjadi perhatian para pedagang dan bisa menjadi penggerak harga minyak utama seiring berjalannya bulan ini," kata Jim Ritterbusch, presiden Ritterbusch and Associates LLC di Galena, Illinois.
Baca Juga:Ekonomi China dan AS Melemah, Harga Minyak Anjlok 3 Persen