Kurangi Beban Biaya, 2000 Karyawan Honda Jepang Pensiun Dini

Program pensiun dini Honda Motor Corporation juga untuk meningkatkan profitabilitas perusahaan

Denada S Putri
Kamis, 12 Agustus 2021 | 07:51 WIB
Kurangi Beban Biaya, 2000 Karyawan Honda Jepang Pensiun Dini
Ilustrasi logo Honda (Hondacengkareng)

SuaraKaltim.id - Program pensiun dini Honda Motor Corporation dimanfaatkan ribuan karyawan yang bekerja di perusahaan itu. Dilaporkan jumlah pesertanya mencapai 2.000 karyawan.

Seperti ditulis Nikkei Asia, jumlah karyawan yang memanfaatkan program pensiun dini sekitar 5 persen dari jumlah karyawan yang bekerja. Jumlah ini melebihi ekspektasi yang diperkirakan hanya akan mencapai 1.000 karyawan.

Honda City Hatchback Hybrid diluncurkan di Thailand pada 28 Juni 2021. [Dok Honda Thailand]
Ilustrasi logo Honda di Honda City Hatchback Hybrid diluncurkan di Thailand pada 28 Juni 2021. [Dok Honda Thailand]

Kekinian, Honda Motor Corporation belum memberikan komentar untuk keikutsertaan para karyawan dalam program purna tugas.

Honda menggelar program pensiun dini sejak April hingga Juli 2021. Dengan catatan hanya karyawan berusia antara 55-63 tahun yang boleh mengikutinya.

Baca Juga:Ribuan Karyawan Honda Jepang Putuskan untuk Pensiun Dini

Paket penawaran Honda adalah pemberian pesangon pensiun sesuai aturan berlaku dan gaji setara hingga tiga bulan kerja dari masing-masing karyawan.

Mobil listrik Honda-E dipamerkan dalam Brussels Motor Show, Belgia (9/1/2020). Sebagai ilustrasi produk elektrifikasi Honda [ANTARAFOTO/REUTERS/Francois Lenoir/foc].
Mobil listrik Honda-E dipamerkan dalam Brussels Motor Show, Belgia (9/1/2020). Sebagai ilustrasi produk elektrifikasi Honda [ANTARAFOTO/REUTERS/Francois Lenoir/foc].

Dari 2.000 lebih karyawan yang terdaftar, separuhnya berusia di bawah 60 tahun. Dan program pensiun dini itu dilakukan pertama kali oleh Honda. Dalam satu dekade terakhir.

Honda menggelar program ini guna mengurangi beban biaya di tengah transisi menuju mobil listrik. Juga untuk meningkatkan profitabilitas. Terlebih mahalnya biaya riset dan pengembangan mobil listrik yang harus digelontorkan perusahaan.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

News

Terkini