“Kalau sakit parah memang harus dibawa ke rumah sakit di Samarinda,” katanya.
Begitu juga dengan manfaat ekonomi, menurutnya, manfaat jembatan sangat besar. Warga lebih mudah menjual hasil ladang dan kebun. Sebab, lanjutnya, sebelum ada jembatan, satu-satunya akses memang hanya dengan kapal feri. Itupun, lanjutnya, warga yang naik feri harus mengeluarkan biaya ekstra.
“Warga yang naik sepeda motor dikenakan biaya Rp 5 ribu. Sedangkan mobil, ada yang Rp 50 ribu bahkan terkadang Rp 75 ribu. Jadi, sebelum ada jembatan, sangat berat buat masyarakat,” kata Suwarto.
Bagi warga yang tidak mau naik feri, sebenarnya juga bisa melintas jembatan lain, yaitu Jembatan Gemar Baru. Itu pun tidak mudah, karena harus memutar sejauh 30 kilometer. Belum lagi kalau kondisi banjir, Jembatan Gemar tidak bisa dilewati.
Baca Juga:Bejat, Ayah Tiri di Kutim Cabuli Anaknya Hingga Kondom Menempel di Rahim
“Makanya, keberadaan Jembatan Amai Benny Subianto ini sangat membantu masyarakat,” lanjutnya.