SuaraKaltim.id - Puluhan massa yang tergabung dalam Koalisi Masyarakat Sipil Kalimantan Timur (Kaltim) kembali melakukan aksi demonstrasi di depan Kantor Gubernur Kaltim pada Selasa (15/04/2025).
Aksi ini merupakan bentuk protes terhadap lambannya respons pemerintah daerah dan aparat penegak hukum dalam menangani konflik yang terjadi di Dusun Muara Kate, Kecamatan Muara Komam, Kabupaten Paser.
Selama lima bulan terakhir, warga masih mencari kejelasan atas pelaku pembunuhan yang menewaskan seorang warga di wilayah tersebut.
![Gubernur Rudy Mas'ud saat dicegat massa demonstrasi dari Koalisi Masyarakat Sipil Kaltim di depan Kantor Gubernur Kaltim pada Selasa, (15/04/2025). [SuaraKaltim.id/Giovanni Gilbert]](https://media.suara.com/pictures/653x366/2025/04/15/92765-gubernur-rudy-masud-saat-dicegat-massa-demonstrasi-muara-kate-suarakaltimidgiovanni-gilbert.jpg)
Konflik ini mencuat seiring beroperasinya hauling batu bara milik PT Mantimin Coal Mining (MCM) yang menggunakan jalan umum sebagai jalur distribusi, menimbulkan keresahan warga sejak November 2024.
Baca Juga:Satu Bulan Tanpa Kepastian, KMS Kembali Gelar Aksi untuk Kasus Pembunuhan Brutal di Paser
Sekitar 700 truk batu bara melintasi jalan umum setiap hari, menimbulkan dampak serius, mulai dari debu tebal, aktivitas warga terganggu, hingga ancaman terhadap keselamatan.
Pada Oktober 2024, seorang pendeta bernama Veronika Fitriani tewas terlindas truk perusahaan, memicu warga untuk memblokade jalan yang biasa digunakan sebagai jalur hauling.
Insiden tragis kembali terjadi pada 15 November 2024 pukul 04.00 WITA. Dua warga yang berjaga di posko, Russel (60) dan Anson (55), menjadi korban penyerangan.
Keduanya mengalami luka parah setelah digorok oleh orang tak dikenal. Russel meninggal dunia, sementara Anson selamat dan sempat menjalani perawatan intensif.
Sebagai respons, warga Dusun Muara Kate bersama sejumlah NGO dan mahasiswa membentuk Koalisi Masyarakat Sipil Kaltim dan menggelar aksi damai pada 18 November 2024.
Namun, tuntutan mereka tidak mendapat tanggapan memuaskan dari pemerintah. Aksi kemudian berlanjut beberapa hari setelahnya, namun kembali tanpa hasil.