Dana Stimulan RT di Bontang Dilarang Dibelanjakan Tenda dan Kursi Lagi

"Pola pikir memanfaatkan stimulan juga harus kreatif."

Denada S Putri
Selasa, 23 November 2021 | 15:36 WIB
Dana Stimulan RT di Bontang Dilarang Dibelanjakan Tenda dan Kursi Lagi
Wali Kota Bontang Basri Rase menyampaikan pidatonya di Bimtek Dana Stimulan RT. [KlikKaltim.com]

SuaraKaltim.id - Anggaran untuk RT harus dibelanjakan untuk keperluan produktif. Hal itu disampaikan Wali Kota Bontang, Basri Rase.

Orang nomor satu di Bontang ini mengingatkan agar Ketua RT di wilayahnya tak lagi berbelanja kebutuhan yang bukan untuk hal-hal produktif tinggkat RT. Contohnya seperti tenda, kursi, dan peralatan elektronik.

Menurutnya, suntikan anggaran dari APBD harus dimanfaatkan untuk mendukung program ekonomi kreatif (Ekraf) di Kota Taman.

Ia juga menugaskan kepada 15 lurah se-Bontang agar dana stimulan RT dibelanjakan khusus untuk pengembangan industri rumah tangga. Seperti, pengerajin sepatu, tas, kuliner, produk lokal lainnya dan pengembangan pariwisata. 

Baca Juga:Heboh Luna Maya Jadi Ketua RT dan Terjun Blusukan, Pak Camat Ungkap Fakta Mengejutkan

Tidak seperti sebelum-sebelumnya, dimana setiap RT menggunakan anggaran stimulan untuk kebutuhan sarana dan prasarana, seperti, kursi dan tenda. 

"Pola pikir memanfaatkan stimulan juga harus kreatif. Dengan membeli alat pengembangan ekonomi lokal. Jangan lagi membeli perlengkapan yang tidak berkelanjutan," katanya dilansir dari KlikKaltim.com--Jaringan Suara.com, Selasa (23/11/2021). 

Ia menyebutkan, dana stimulan RT bisa dibelanjakan untuk mendukung program pengembangan industri rumah tangga. Sebagai langkah awal, anggaran bisa dimanfaatkan untuk belanja peralatan dan pelatihan industri kreatif. 

Di tahun berikutnya, mulai dilakukan produksi massal, seperti penyediaan perlengkapan sekolah akan diseragamkan menggunakan produk lokal. 

"Di awal kita ciptakan dulu SDM-nya, di tahun berikutnya baru kita produksi," ungkapnya. 

Baca Juga:Seribu Pohon Mangrove Diharap Selamatkan Pesisir Bontang

Ia juga menginginkan setiap kelurahan harus memiliki ciri khas produk yang dihasilkan melalui program stimulan RT. Contohnya di Bontang Kuala, bisa menjadi pilot project untuk pengembangan pembuatan sepatu. 

"Setiap kelurahan memiliki kluster dan identitas produk. Meski berjalan ditengah pandemi covid-19 tidak mematahkan semangat dalam berusaha," lugasnya. 

Di lokasi yang sama Kepala Badan Perencanaan Penelitian dan Pengembangan (Bapelitbang) Bontang Amiruddin mengatakan, stimulan RT berjalan pada 2022 mendatang.

Sejalan dengan Wali Kota, ke depan tidak ada lagi usulan RT untuk membeli kebutuhan yang bersifat barang seperti tenda dan kursi. Semua akan berfokus pada pembangunan ekonomi setiap RT. 

"Kita upayakan berjalan dengan baik dan sesuai yang diharapkan," pungkasnya.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

News

Terkini