Wacana Pembangunan Skytrain di Samarinda Disebut Proyek Jenius oleh Pengamat, Buktinya?

Skytrain mampu melaju sekitar 40 km per jam, maka jarak tempuh yang dibutuhkan hanya 21 menit.

Denada S Putri
Rabu, 22 Desember 2021 | 21:47 WIB
Wacana Pembangunan Skytrain di Samarinda Disebut Proyek Jenius oleh Pengamat, Buktinya?
Skytrain di DKI Jakarta. Moda transportasi ini menghubungkan Terminal Manggarai ke Bandara Soekarno-Hatta. [kaltimtoday.co]

Dia menilai, akan ada dampak pertumbuhan ekonomi yang terjadi jika skytrain berhasil dibangun. Sebab skytrain merupakan instrumen untuk mempercepat arus barang, jasa, dan manusia dari satu tempat ke tempat yang lain.

“Kami memahami bahwa dalam banyak bisnis, yang termasuk sektor barang maupun jasa, biaya produksi transportasi itu jadi faktor penentu di dalam tingkat profitabilitas daripada entitas bisnis,” lanjutnya.

Sehingga transportasi dengan kecepatan tinggi seperti skytrain yang dipilih dalam rangka melakukan bisnis daripada harus terjebak kemacetan dan terbuangnya waktu sia-sia. Skytrain juga dilihat sebagai salah satu mesin pertumbuhan ekonomi, mempercepat arus barang dan jasa, manusia, hingga dampaknya kepada pendapatan asli daerah yang tinggi.

“Tentu kan ada karcis masuk untuk menggunakan skytrain. Katakanlah satu orang dari titik A ke titik B, biayanya Rp 50 ribu rupiah. Di situ kan ada retribusi. Sehingga PAD juga berpotensi naik secara signifikan,” tambahnya.

Baca Juga:Pertamaina Mengaku Siap Bangun SPBU di Jalan Tol Balikpapan-Samarinda

Menurutnya, para investor pasti sudah memperhitungkan semuanya. Apalagi uang yang dikeluarkan juga tidak sedikit untuk skytrain.

“Tentu mereka akan berkalkulasi dengan cermat,” tuturnya.

Terakhir, Aji Sofyan mendorong masyarakat Samarinda mendukung proyek skytrain. Apalagi Samarinda akan jadi kota penyangga ibu kota negara (IKN). Begitu IKN pindah, maka transportasi modern bisa menunjang pertumbuhan ekonomi. Menjelang dipindahnya IKN ke Kaltim, Aji Sofyan menuturkan bahwa kehadiran skytrain di Kota Tepian menjadi sebuah keharusan.

“Langkah Pemkot Samarinda menggunakan skema KPBU ini sudah sangat tepat. Jadi tidak apa-apa pola pasar bebas seperti itu yang membangun skytrain,” bebernya.

Salah satu daerah yang sudah memiliki skytrain adalah DKI Jakarta. Pembangunan skytrain di DKI Jakarta itu bernilai investasi sebesar Rp 950 miliar. Skytrain beroperasi penuh dengan 3 trainset berkapasitas total 528 orang. Skytrain tersebut menghubungkan antara terminal 1, 2, dan 3, serta gedung penghubung (Integrated Building).

Baca Juga:THM Samarinda Mencekam, Agus Syahrani Diseret, Dikeroyok dan Ditikam dengan Badik

Pengadaan rangkaian set kereta skytrain dan teknologi di dalamnya dipersiapkan oleh PT LEN Industri dan Woojin dari Korea Selatan. Nilai investasi PT Angkasa Pura II sebesar Rp 530 miliar. Skytrain tersebut melengkapi fasilitas kereta bandara yang menghubungkan Jakarta di Stasiun Manggarai ke Bandara Internasional Soekarno-Hatta. Kecepatan skytrain di DKI Jakarta rata-rata mencapai 60 km per jam.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

News

Terkini