Vaksinasi Covid-19 untuk Lansia di Kutim Masih Rendah, Alasannya?

Saat ini posisi terendah adalah lansia, seperti yang sudah sering dikatakan bahwa lansia ini agak sulit untuk distribusinya."

Denada S Putri
Selasa, 04 Januari 2022 | 22:26 WIB
Vaksinasi Covid-19 untuk Lansia di Kutim Masih Rendah, Alasannya?
Proses Vaksinasi terhadap lansia di Kutim terus digenjot. [kaltimtoday.co]

SuaraKaltim.id - Kutai Timur (Kutim) saat ini masih berada pada Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) Level 2 dengan capaian vaksinasi yang terbilang rendah.

Kepala Dinas Kesehatan (Diskes) Kutim, Bahrani Hasanal mengaku, berdasarkan data saat ini, vaksinasi lansia menduduki peringkat terendah dengan persentase 43,33 persen untuk dosis pertama dan 25,85 persen untuk dosis kedua dengan total 15.427 target.

“Saat ini posisi terendah adalah lansia, seperti yang sudah sering dikatakan bahwa lansia ini agak sulit untuk distribusinya karena terkendala informasi,” ucapnya saat dikonfirmasi melalui sambungan telepon, menyadur dari kaltimtoday.co--Jaringan Suara.com, Selasa (4/1/2022).

Sedangkan posisi pertama percepatan vaksin ada pada petugas layanan publik dengan persentase 104,75 persen untuk dosis pertama dan dosis kedua 98,33 persen dengan total 28,136 target.

Baca Juga:Lampung Belum Ditemukan Kasus Vaksinasi COVID-19 Booster Ilegal

Cakupan vaksinasi masyarakat rentan dan umum menduduki peringkat kedua dengan persentase 58,85 persen untuk dosis pertama, sedangkan untuk dosis kedua 30,84 persen dengan total 239,334 target.

“Untuk stok vaksin, Alhamdulillah mencukupi dan masih banyak, cuma kan kita tau bahwa Kabupaten Kutim ini wilayahnya sangat luas dan beberapa wilayah atau kecamatan ini agak sulit akses,” bebernya.

Sedangkan vaksinasi untuk remaja usia 12-17 tahun justru tinggi, yakni 57,60 persen untuk dosis pertama dan 42,90 persen untuk dosis kedua dengan total 48,051 target.

Bahrani mengakui kurangnya pengetahuan akan pentingnya vaksinasi masih mendominasi lambatnya capaian vaksinasi diluar jangkauan akses pendistribusian.

“Saya berharap kian hari bisa membuka wawasan masyarakat untuk tidak takut divaksin. Karena ini penting selain untuk antibodi, juga untuk tolak ukur pemerintah pusat dalam penetapan PPKM kita,” tutupnya.

Baca Juga:Booster Vaksinasi Covid-19 Cuma Untuk 21 Juta Jiwa, Siapa Saja yang Bakal Dapat?

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

News

Terkini