SuaraKaltim.id - Beberapa wilayah di Kalimantan Timur (Kaltim) masih belum memiliki akses internet dan termasuk pada daerah blank spot. Hal itu ternyata menjadi perhatian tersendiri bagi Dinas Komunikasi dan Informatika (Diskominfo) Kaltim.
Mereka berencana akan membantu sarana internet di 40 desa sebagai proyek percontohan untuk memfasilitasi desa-desa yang memang tidak mempunyai akses internet. Kepala Diskominfo Kaltim, Muhammad Faisal menjelaskan, masih ada sekitar 100 desa di Benua Etam mengeluhkan jaringan seluler yang belum bisa dijangkau.
Dirinya akan berupaya ke lokasi-lokasi tersebut, khususnya ke daerah yang memang relatif tinggi kebutuhannya. Agar, bisa mendapatkan jaringan.
"Kami sudah siapkan anggaran di tahun 2022 ini untuk membuka akses internet, lnsyaAllah di 40 desa sebagai pilot project dengan menarik kabel FO ke satu titik fasilitas pelayan publik di desa tersebut," katanya melansir dari ANTARA, Selasa (11/1/2022).
Baca Juga:Kaltim 65 Tahun, DPRD Singgung Pemprov Perlu Evaluasi: Yang Rugi Rakyat
Menurutnya, setelah akses didapat, tentu saja masyarakat secara mandiri akan mengajukan diri untuk memasang di rumahnya sendiri. Dengan kemudahan dan dalam jangkauan harga yang murah.
Sedangkan, wilayah desa yang memang tidak memungkinkan secara geografis terlewati oleh kabel FO, maka akan memanfaatkan VSat atau via satelit nantinya.
"Melalui VSat memang untuk jangka pendek saja mengatasi sementara karena memang melalui ini sinyal kurang kuat dan biaya agak mahal. Program pemerintah pusat ada pula bantuan untuk daerah 3T dan non 3T dengan pola seperti ini, sedang kami sinkronkan supaya tidak tumpang tindih," bebernya.
Ia menegaskan, tahun ini program tersebut sudah bisa berjalan, karena sudah didukung penganggaran di APBD 2022. Sedangkan, untuk daerah blankspot, pihaknya akan terus aktif untuk memfasilitasi dengan provider seluler yang ada. Tujuannya, untuk bisa segera mengatasi hal tersebut.
"Termasuk kita menggugah beberapa perusahaan besar untuk membantu melalui CSR pembangunan tower BTS, kemarin Ketika kunjungan gubernur ke perusahaan Gunung Bayan telah pula disampaikan bantuan pembangunan 6 tower BTS, tentu saja kami sangat mengapresiasi hal ini, karena sangat dibutuhkan masyarakat," ucapnya.
Baca Juga:Jumlah Penumpang Udara Domestik di Bumi Mulawarman November 2021 Meningkat 23,99 Persen
Berdasarkan data Diskominfo Kaltim, persentase desa dan kelurahan yang masih mengalami blankspot di Bumi Mulawarman sebesar 15,61 persen, atau ada 162 desa dan kelurahan dari 1.038 desa dan kelurahan yang tersebar di 103 kecamatan di 10 kabupaten/kota se-Kaltim.
Seperti di Kutai Barat (Kubar), yang terdiri dari 16 kecamatan dan 194 desa/kelurahan, masih ada 11 wilayah yang masuk kategori blankspot. Lalu Mahakam Ulu (Mahulu), dengan jumlah lima kecamatan dan 50 desa/kelurahan memiliki 23 wilayah blankspot. Paser, yang mempunyai 10 kecamatan dan 144 desa/kelurahan juga masih ada 15 wilayah blank spot.
Selanjutnya, Kutai Kartanegara (Kukar) dan Penajam Paser Utara (PPU), yang sebagian wilayahnya akan masuk kawasan IKN pun masih dihantui masalah blankspot. Di mana Kukar dengan 18 kecamatan dan 237 desa/kelurahan juga memiliki 23 wilayah blankspot dan PPU yang memiliki empat kecamatan dan 54 desa/kelurahan juga mempunyai sembilan wilayah susah sinyal.
Kemudian Kutai Timur (Kutim), dengan jumlah 18 kecamatan dan 141 desa/kelurahan pun ada 36 wilayah blankspot, serta Berau yang mempunyai 13 kecamatan dan 110 desa/kelurahan menjadi wilayah dengan blank spot terbanyak, yakni 45 lokasi. Sementara Samarinda, Balikpapan, dan Bontang nihil wilayah kesulitan sinyal.
“Samarinda, Balikpapan, dan Bontang bebas blank spot karena kota. Tapi, masih banyak kabupaten lain belum. Seperti Mahulu, Kubar, dan Berau yang masuk daerah 3T (tertinggal, terdepan, dan terluar),” tandasnya.