Soal Tapal Batas Kampung Sidrap, Hadi Mulyadi Sebut Selesaikan dengan Cara Adat Sembari Tertawa

Ini dua pendekatan yang harus dipadukan."

Denada S Putri
Rabu, 19 Januari 2022 | 20:26 WIB
Soal Tapal Batas Kampung Sidrap, Hadi Mulyadi Sebut Selesaikan dengan Cara Adat Sembari Tertawa
Dusun Sidrap yang masih menjadi rebutan antara Pemkab Kutim dan Bontang. [kaltimtoday.co]

SuaraKaltim.id - Permasalahan tapal batas Kampung Sidrap belum ada titik temu. Hingga saat ini, Kampung Sidrap, Desa Martadinata, Kecamatan Teluk Pandan itu masih masuk di Kabupaten Kutai Timur. Padahal, Gubernur Kaltim, Isran Noor pada saat Rakor DPD Nasdem Oktober 2021 lalu telah menegaskan bahwa Kampung Sidrap pasti menjadi bagian dari Bontang.

Di 2022 ini, komitmen yang disampaikan Gubernur Kaltim tersebut belum ada tindak lanjutnya. Sehingga saat Wakil Gubernur (Wagub) Kaltim, Hadi Mulyadi berkunjung ke Bontang dalam rangka menghadiri acara pelantikan Serantai Bontang, Hadi langsung dimintai tanggapan.

“Kalau saya dari dulu, itu selesaikan secara adat,” ujarnya sambil tertawa, melansir dari kaltimtoday.co--Jaringan Suara.com, Selasa (18/1/2022).

Menurutnya, permasalahan tapal batas Kampung Sidrap ini tergantung pandangannya. Jika pandangannya sumber daya, maka harus dihitung secara ekonomis. Sedangkan, jika pandangannya pendekatan pelayanan masyarakat, cari yang memudahkan bagi masyarakat. 

Baca Juga:Wagub Kaltim Hadi Mulyadi Beri Usulan Adanya Pembangunan Museum Wartawan

“Ini dua pendekatan yang harus dipadukan. Pendekatan pelayanan masyarakat dan pendekatan sumber daya. Biasanya, kalau daerah sengketa itu, ada sesuatu di dalamnya,” katanya.

Ia melanjutkan, progres penyelesaian permasalahan tapal batas ini pun, sejak dirinya masih duduk di DPRD Kaltim, hingga kini menjabat Wakil Gubernur Kaltim, masih belum selesai. Untuk percepatan pun, ia menyerahkan semuanya ke Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Kutim dan Pemerintah Kota (Pemkot) Bontang.

“Kalau provinsi kan hanya fasilitasi saja,” imbuhnya.

Lebih lanjut, berharap persoalan ini bisa dipandang untuk sumber daya dan perekonomian. Dimana-mana, katanya jika ada daerah perbatasan yang akan jadi pembicaraan utamanya itu sumber daya dan ekonomi. Namun, semangat pelayanan kepada masyarakat yang harus dijaga. 

“Kami serahkan Bontang dan Kutim untuk bermusyawarah,”ucapnya.

Baca Juga:Direktur PT Berdikari United Livestock Irman Yasin Limpo Ingin Sidrap Jadi Pusat Pembibitan Sapi Indonesia

Ia mengatakan, jika pendekatannya pelayanan masyarakat, mestinya ke Bontang. Tapi jika ekonomi, ia menyarankan untuk dihitung terlebih dahulu agar tidak ada yang dirugikan. 

“Kalau saya, lebih cenderung pada pelayanan masyarakat (Bontang), silakan tafsirkan sendiri,” tutupnya.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

News

Terkini