SuaraKaltim.id - Kepala Dinas Kesehatan Kota (DKK) Balikpapan Andi Sri Juliarty kembali membeberkan penyebab rendahnya capaian vaksinasi dosis tiga atau booster di Kota Minyak. Dia mengatakan, ada dua penyebabnya.
Penyebab pertama, rendahnya capaian vaksinasi booster saat ini, yakni terkait interval dari dosis kedua yang sebelumnya enam bulan kini menjadi tiga bulan.
“Kendalannya adalah kemarin kan 6 bulan, baru dua (tiga) hari ini berubah,” ungkapnya, dikutip dari Inibalikpapan.com--Jaringan Suara.com, Rabu (2/3/2022).
Penyebab kedua, karena tingginya kasus konfirmasi positif Covid-19 akibat varian omicron di Kota Pelabuhan. Dia membeberkan, jika setidaknya dalam satu kasus positif, ada 15 kontak erat yang dilakukan tracing. Mereka yang tertracing katanya, bakal enggan untuk melakukan vaksinasi.
Baca Juga:Gandeng USAID, Traveloka Sentra Vaksinasi Booster Covid-19 Hadir di Tangerang Selatan
“Kedua meningkatnya kasus erkonfirmasi positif, itu kan setidaknya 15 orang kontak erat, jadiu 15 orang itu gak divaksin yang tadinya sudah mendaftar akhirnya mundur,” bebernya.
Dia menjelaskan, jika satu hari kasus mencapai 700-an atau bahkan sempat menyentuh 980 kasus positif. Jika di kali 15 kontak erat, sehingga jumlahnya cukup besar.
“Bayangkan kalau satu hari kasus kita 700, kali 15 kontak erat berapa warga. Yang harus dipantau dulu menjadi status karantina, sehingga tidak bisa divaksin, itu yang jadi kendala untuk booster,” imbuhnya.
Hingga Minggu (27/2/2022) kemarin, capaian vaksinasi booster untuk lanjut usia (Lansia) baru sekitar 19,96 persen. Sedangkan pelayan publik bahkan baru sekitar 8,3 persen.
"Meski sudah ada edaran Wali Kota (tapi masih rendah)," pungkasnya.
Baca Juga:Dinkes Ponorogo Tak Berhasil Habiskan Jatah Vaksin AstraZeneca, Ribuan Dosis Kedaluwarsa