Pamit dari Mega Proyek IKN Nusantara, Segini Kekayaan Bos SoftBank Group, Banyak Banget Uangnya

SoftBank Group adalah perusahaan yang berbisnis di sektor teknologi, energi, dan keuangan.

Denada S Putri
Kamis, 17 Maret 2022 | 18:19 WIB
Pamit dari Mega Proyek IKN Nusantara, Segini Kekayaan Bos SoftBank Group, Banyak Banget Uangnya
CEO Softbank Group Masayoshi Son. (AFP)

SuaraKaltim.id - Pembangunan Ibu Kota Negara (IKN) baru di Kaltim memang menarik diperbincangan. Kabar soal siapa investor yang akan mendanai pembangunan mega proyek IKN Nusantara itu saja ramai dinanti oleh publik.

Namun sayang, beberapa investor dikabarkan mundur. Salah satunya ialah SoftBank Group. Sebelumnya perusahaan yang dipimpin Masayoshi Son itu akan mendanai pembangunan IKN Nusantara.

Akan tetapi, beberapa hari terakhir kabar kemunduran perusahaan konglomerat multinasional yang berkantor pusat di Minato, Tokyo beredar. Bahkan hal itu juga dibenarkan pihak pemerintah.

Masayoshi Son, selain menarik diri sebagai investor IKN, ia juga mengundurkan diri dari Dewan Pengarah Pembangunan IKN Nusantara. Kali ini, mari kita bahas kekayaan orang nomor satu di SoftBank Group Corporation ini.

Baca Juga:Anies Ambil Air dari 6 Tempat Ibadah di Jakarta untuk IKN, Wagub DKI: Simbol Keragaman Indonesia

Melansir dari WartaEkonomi.co.id--Jaringan Suara.com, ia yang juga pendiri SoftBank group sudah mengalami kehilangan kekayaan sebesar USD25 miliar atau setara dengan Rp 357 triliun. Kini, kekayaan Son menjadi USD13,7 miliar atau sama dengan Rp 195 triliun.

Hal itu terjadi karena jatuhnya saham perusahaan Jepang itu, yang hampir 60 persen pada tahun lalu. Selain itu, grafik pinjaman perusahaan pun bertambah. Sehingga, utang bersih perusahaan semakin berat dibanding dengan nilai ekuitas kepemilikannya. 

Baru tahun lalu, saham SoftBank terbang tinggi. Namun, masalah terus menumpuk di perusahaan yang berbisnis di sektor teknologi, energi, dan keuangan.

Dari tindakan keras teknologi China hingga invasi Rusia ke Ukraina, inflasi hingga pasar, serangkaian masalah telah menimpa Son dan konglomeratnya. Pria berusia 64 tahun ini pun mengakui bahwa ini adalah masa-masa sulit.

Bulan lalu, ia menggambarkan SoftBank berada di tengah badai musim dingin dan mengumumkan penurunan 1,55 triliun yen menjadi 19,3 triliun yen dalam nilai bersih aset perusahaan selama tiga bulan hingga Desember. Sejak itu, kondisinya semakin memburuk.

Baca Juga:Tujuan Ritual Kendi Nusantara di Bongkar Tony Rosyid, Katanya Ada Pesan dari Jokowi ke Investor IKN

Pasar untuk penjualan saham baru yang penting bagi kesuksesan SoftBank telah mengering. Didi Global Inc. merosot ke rekor 44 persen pada akhir pekan lalu setelah perusahaan transportasi online itu menangguhkan IPO di Hong Kong.

Sementara itu, sebagai tanda terbaru SoftBank kekurangan uang tunai, Vision Fund-nya menjual saham di raksasa e-commerce Korea Selatan Coupang Inc. senilai USD1 miliar atau Rp14,2 triliun dengan harga diskon pada pekan lalu.

"Gambaran makro untuk investasi SoftBank dan prospek untuk listing tidak terlihat bagus," kata Amir Anvarzadeh, ahli strategi ekuitas Jepang di Asymmetric Advisors yang merekomendasikan bertaruh melawan saham, dikutip dari sumber yang sama, Kamis (17/3/2022).

Ia menambahkan, turunnya nilai investasi SoftBank, seperti Alibaba. Menghadapkan perusahaan pada risiko margin call. Jaringan pembiayaan Son telah melampaui perusahaan inti.

Katanya, Son memiliki beberapa pinjaman pribadi terbesar yang terkait dengan saham perusahaan setelah menjanjikan saham senilai USD5,7 miliar sama dengan Rp 81 triliun kepada 18 pemberi pinjaman termasuk Bank Julius Baer & Co, Mizuho Bank dan Daiwa Securities Group.

SoftBank dapat mengeksploitasi berbagai jenis pembiayaan, tetapi masih merupakan perusahaan investasi teknologi dan Son telah membuat serangkaian taruhan yang sangat menguntungkan.

Terlepas dari serangkaian berita buruk, 18 dari 20 analis dengan peringkat yang dilacak oleh Bloomberg merekomendasikan untuk membeli saham tersebut.

"Ada beberapa bantalan di sana, meskipun kinerja portofolio buruk selama tiga kuartal terakhir," katanya.

SoftBank tidak mengubah strategi. Setelah membayar kembali pinjaman senilai USD10 miliar atau Rp 142 triliun yang dijamin oleh saham Alibaba, ia mengatur utang baru senilai USD6 miliar sama dengan Rp 85 triliun pada bulan Desember. Son tetap optimis bahwa musim dingin akan segera berakhir.

"Kita akan melihat musim semi cepat atau lambat, dan kita terus menabur benih. Tetap, benih tumbuh," tandasnya.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

News

Terkini

Tampilkan lebih banyak