Sementara itu, sebagai tanda terbaru SoftBank kekurangan uang tunai, Vision Fund-nya menjual saham di raksasa e-commerce Korea Selatan Coupang Inc. senilai USD1 miliar atau Rp14,2 triliun dengan harga diskon pada pekan lalu.
"Gambaran makro untuk investasi SoftBank dan prospek untuk listing tidak terlihat bagus," kata Amir Anvarzadeh, ahli strategi ekuitas Jepang di Asymmetric Advisors yang merekomendasikan bertaruh melawan saham, dikutip dari sumber yang sama, Kamis (17/3/2022).
Ia menambahkan, turunnya nilai investasi SoftBank, seperti Alibaba. Menghadapkan perusahaan pada risiko margin call. Jaringan pembiayaan Son telah melampaui perusahaan inti.
Katanya, Son memiliki beberapa pinjaman pribadi terbesar yang terkait dengan saham perusahaan setelah menjanjikan saham senilai USD5,7 miliar sama dengan Rp 81 triliun kepada 18 pemberi pinjaman termasuk Bank Julius Baer & Co, Mizuho Bank dan Daiwa Securities Group.
Baca Juga:Anies Ambil Air dari 6 Tempat Ibadah di Jakarta untuk IKN, Wagub DKI: Simbol Keragaman Indonesia
SoftBank dapat mengeksploitasi berbagai jenis pembiayaan, tetapi masih merupakan perusahaan investasi teknologi dan Son telah membuat serangkaian taruhan yang sangat menguntungkan.
Terlepas dari serangkaian berita buruk, 18 dari 20 analis dengan peringkat yang dilacak oleh Bloomberg merekomendasikan untuk membeli saham tersebut.
"Ada beberapa bantalan di sana, meskipun kinerja portofolio buruk selama tiga kuartal terakhir," katanya.
SoftBank tidak mengubah strategi. Setelah membayar kembali pinjaman senilai USD10 miliar atau Rp 142 triliun yang dijamin oleh saham Alibaba, ia mengatur utang baru senilai USD6 miliar sama dengan Rp 85 triliun pada bulan Desember. Son tetap optimis bahwa musim dingin akan segera berakhir.
"Kita akan melihat musim semi cepat atau lambat, dan kita terus menabur benih. Tetap, benih tumbuh," tandasnya.
Baca Juga:Tujuan Ritual Kendi Nusantara di Bongkar Tony Rosyid, Katanya Ada Pesan dari Jokowi ke Investor IKN