Dibandingkan Jakarta yang Minus, Kaltim Tetap Suprlus dengan Rata-rata di Atas US$16 Miliar

Itu bersih, karena produksi batu bara, produk perkebunan (CPO), produk-produk pertanian dan kayu, ucapnya.

Denada S Putri
Minggu, 12 Juni 2022 | 14:43 WIB
Dibandingkan Jakarta yang Minus, Kaltim Tetap Suprlus dengan Rata-rata di Atas US$16 Miliar
Kaltim Kariangau Terminal. [Istimewa]

SuaraKaltim.id - Selama pandemi Covid-19 maupun selama perang Rusia dan Ukraina berlangsung, perdagangan luar negeri Kaltim tetap surplus. Hal itu disampaikan Gubernur Kaltim Isran Noor.

“Khusus di Kaltim, selama dua tahun terakhir Covid-19, Kaltim tetap surplus perdagangan luar negerinya,” ujarnya, melansir dari Inibalikpapan.com--Jaringan Suara.com, Minggu (12/6/2022).

Ia mengatakan, surplus rata-rata di atas US$16 miliar per tahun. Angka itu juga menjadi simbol penghasilan Kaltim untuk devisa Indonesia.

Dominasi surplus tersebut ada di 2 sektor yang dimiliki Kaltim. Yakni batu bara dan perkebunan.

Baca Juga:IKN Nusantara Butuh 250 Ribu Pekerja, Rahmad Mas'ud Bakal Siapkan Pekerja Lokal

“Itu bersih, karena produksi batu bara, produk perkebunan (CPO), produk-produk pertanian dan kayu,” ucapnya.

Ia menegaskan, kondisi surplus Kaltim mengalami perbedaan dengan daerah lain yang justru mengalami minus. Daerah yang dicontohkan Isran ialah Jakarta.

“Dan kita bersyukur, karena Kaltim masih tetap eksis dalam kondisi defisit perdagangan Indonesia,” tuturnya.

Isran Noor juga membeberkan, surplus Jawa Barat (Jabar) hanya US$3,2 miliar, Jawa Tengah (Jateng) US$124 juta, termasuk Jawa Timur (Jatim).

“Tapi Kalimantan Timur, masih tetap unggul sebagai penghasil devisa negara,” tegasnya.

Baca Juga:Bantu Masyarakat Agar Bisa Terampil di Bidang Koperasi, 2 Pelatihan Digelar Disperindagkop Kaltim

Kembali orang nomor satu di Benua Etam itu mengungkapkan, dampak pergolakan dunia, seperti konflik perang Rusia-Ukraina yang terjadi tak menimbulkan pengaruh. Justru katanya, ekspor Kaltim melonjak di momen tersebut.

Tahun ini saja sebutnya, rata-rata per bulan Kaltim mampu mengekspor komoditi unggulan sampai US$3,3 miliar.

Ia melanjutkan, jika setahun kondisi stabil seperti ini, makai Kaltim mampu menghasilkan US$40 miliar. Jika dikurangi biaya import, di mana pengeluaran untuk import sekitar US$10 miliar.

“Maka penghasilan Kaltim untuk bangsa ini melalui ekspor sekitar 30 miliar dollars Amerika,” bebernya.

Selain komoditi untuk energi seperti harga batu bara naik tajam, minyak dan kayu naik, juga CPO (crude palm oil/minyak mentah sawit) ikut naik.

“CPO kita adalah terbesar di dunia atau lebih dari 58 persen produk CPO dunia berasal dari Indonesia dan Kaltim ikut berkontribusi didalamnya,” tandasnya.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

News

Terkini