SuaraKaltim.id - Pemerintah Kabupaten Penajam Paser Utara (Pemkab PPU)) memaksimalkan kegiatan perekonomian untuk mengangkat kinerja usaha mikro kecil menengah (UMKM) dalam rangka mengantisipasi serta menghadapi ancaman resesi global di 2023 nanti.
Pelaksana tugas (Plt) Bupati PPU, Hamdam Pongrewa menyatakan, salah satu langkah untuk menghadapi resesi global adalah dengan memaksimalkan kegiatan pelaku UMKM.
"Optimalisasi pelaku UMKM sudah terbukti mampu menopang perekonomian negara pasca pandemi Covid-19, apalagi saat ini UMKM di Kabupaten Penajam Paser Utara mulai tumbuh," jelasnya, dikutip dari ANTARA, Kamis (20/10/2022).
Selain itu, Pemkab PPU juga mengandalkan sumber daya alam (SDA) menghadapi ancaman resesi dunia tersebut. Harga batu bara yang menjadi salah satu produksi SDA di daerah berjuluk "Benuo Taka" itu mengalami kenaikan.
Baca Juga:Masyarakat Disarankan Siapkan Dana Darurat Hadapi Resesi Ekonomi Tahun 2023
Tercatat pada 16 Oktober 2022 harga batu bara mencapai 390 dolar AS per ton. Ia juga mengemukakan bahwa Kabupaten PPU memiliki puluhan ribu hektare perkebunan kelapa sawit yang dikelola oleh perusahaan maupun petani setempat.
"Jika resesi PPU mempunyai keuntungan dari sisi ekonomi, karena SDA seperti batu bara serta minyak dan gas bumi (dimiliki)," tegasnya.
Kemudian, lanjutnya, kegiatan ekonomi lainnya seperti minyak sawit mentah (crude palm oil/CPO) di Kabupaten Penajam Paser Utara masih terus berproduksi.
Sedangkan untuk memenuhi kebutuhan pangan masyarakat Kabupaten Penajam Paser Utara, daerah itu sangat diuntungkan dengan adanya belasan hektare lahan pertanian.
"Sektor pertanian merujuk data dinas terkait menunjukkan masih surplus beras. (Hal itu) dapat memenuhi kebutuhan masyarakat," klaimnya.
Baca Juga:Ancaman Resesi Ekonomi Menghantui, Pemerintah Klaim Telah Ambil Langkah Penting
Ia menegaskan, engan kondisi PPU tersebut, pemerintah kabupaten setempat tetap optimistis bakal mampu menghadapi ancaman resesi global yang diprediksi terjadi pada 2023 nanti.