Miris, Kondisi SMA Negeri 1 Pamukan Selatan Cuma Beratapkan Terpal Beralaskan Semen

Lokasi II SMA Negeri 1 Pamukan Selatan bisa mendapat bantuan layak agar proses belajar mengajar bisa lebih nyaman.

Denada S Putri
Jum'at, 21 Oktober 2022 | 08:00 WIB
Miris, Kondisi SMA Negeri 1 Pamukan Selatan Cuma Beratapkan Terpal Beralaskan Semen
Lokasi kedua SMAN 1 Pamukan Selatan yang masih beratap terpal. [KanalKalimantan.com]

SuaraKaltim.id - Kondisi SMA Negeri 1 Pamukan Selatan yang berada di Desa Gunung Calang, Kabupaten Kotabaru, memiliki kondisi yang memprihatinkan. Bahkan, bangunannya dianggap tak layak untuk standar belajar.

Hal tersebut diketahui, saat Wakil Ketua Komisi II DPRD Kalsel Muhammad Yani Helmi bertandang langsung ke sekolah itu, setelah melakukan kegiatan menjaring aspirasi (Reses) bersama jajaran Pemprov Kalsel, Selasa (18/10/2022) lalu.

Dirinya menyatakan kekecewaannya atas kondisi tersebut. Meski tak bisa menyalahkan SKPD pengampunya, namun idealnya. Lokasi II SMA Negeri 1 Pamukan Selatan bisa mendapat bantuan layak agar proses belajar mengajar bisa lebih nyaman.

“Kalau ditanya, tentu saya kecewa. Mau bagaimana lagi kondisinya terlihat seperti ini. Harus dibawa ke mana dunia pendidikan. Jujur kalau saya di posisi bersekolah dengan keadaan seperti ini membuat hati sangat sedih,” cetusnya, melansir dari KanalKalimantan.com--Jaringan Suara.com, Jumat (21/10/2022).

Baca Juga:4 Keuntungan Mengikuti Kegiatan Ekstrakurikuler di Sekolah

Mirisnya lagi, satuan pendidikan yang merupakan cabang induk SMA Negeri 1 Pamukan Selatan di Desa Tanjung Semalantakan Kotabaru ini hanya beratapkan terpal, beralas semen, kursi dan meja kayu seadanya. Terlebih, pengadaan dua kelas baru merupakan hasil bantuan swadaya guru dan keikhlasan dari warga setempat.

“Yang jelas saya malu. Apakah ini sudah terinformasi kepada Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kalsel atau tidak? Kayaknya belum. Tapi, saya tidak mau menyalahkan. Namun, sudah dilihat sendiri kan kondisi miris itu,” tegas legislatif DPRD Kalsel dari Dapil VI Kotabaru dan Tanbu.

Selain jarak tempuh lokasi ini cukup jauh dari sekolah induk. Dua kelas di Lokasi II hasil swadaya guru dan masyarakat ini ternyata kondisinya juga memprihatinkan bahkan hanya berdinding plafon gipsum yang sudah mulai rapuh.

“Tetapi ada yang lebih parah lagi dan di bawah kolong rumah. Bayangkan mereka sangat niat mau belajar, kondisi ini tidak boleh dibiarkan berlarut-larut. Atas nama rakyat untuk Kotabaru daratan saya minta tolong fasilitas ini dibenahi karena infrastrukturnya tidak standar,” jelasnya.

Di samping tingginya keinginan mengenyam pendidikan, dia mengemukakan, keadaan ini harus segera ditindaklanjuti. Apalagi Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Disdikbud) Kalsel perlu benar-benar turun ke lokasi agar mengetahui apa saja permasalahan yang tengah dihadapi.

Baca Juga:Memang Beda! Kalau Bolos Sekolah Pergi Kemana? Livy Renata: Ke Jepang

“Saya tak bisa membayangkan mereka belajar dalam keadaan kehujanan atau kondisi alam sebagainya. Lihat saja atap dan dindingnya terpal, lantainya juga tidak dipasang ubin, bagaimana peserta didik mau belajar dengan nyaman,” tuturnya.

Sementara satu ruangan beratap dan berdinding terpal ini digunakan oleh kelas XII untuk mengikuti setiap mata pelajaran. Serta rata-rata seluruh pembinanya adalah tenaga pendidik yang kini masih berstatus sebagai honorer.

“Sekali lagi saya meminta dan memohon agar kondisi ini dapat segera ditindaklanjuti. Kalau perlu Disdikbud Kalsel langsung turun ke lapangan. Mereka mesti melihat sendiri keadaannya,” ungkap wakil rakyat yang membidangi ekonomi dan keuangan di DPRD Provinsi Kalsel.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

News

Terkini