SuaraKaltim.id - Kontroversi dimatikannya TV analog masih ramai diperbincangkan. Salah satunya seperti yang dialami oleh seorang ibu ini.
Dia merekam anaknya yang menangis kala TV di rumah mati tak bisa nyala. Diduga TV tersebut masih belum memiliki set top box (STB). STB adalah salah satu perangkat untuk televisi digital.
"TV-nya enggak ada (acaranya). TV-nya mati," jelas sang ibu kepada anaknya, dikutip Sabtu (5/11/2022).
Bujukan sang ibu tak mempan. Anaknya justru makin menangis histeris.
Baca Juga:5 Cara Menurunkan Demam Tanpa Obat, Perbanyak Minum Air Putih
Keterangan di video juga menjelaskan bahwa keluarga itu tak memiliki STB. Bahkan, nama Presiden Joko Widodo (Jokowi) juga disebutkan di keterangan itu.
"liat pak Jokowi anak sya ngamuk, sya gk kebeli set top box," ucapnya.
Dia mengaku, tak mampu membeli STB lantaran ekonomi keluarga yang kurang. Dia juga menyebut untuk jajan anak saja susah diperoleh.
"Boro-boro buat beli begituan buat jajan aja ngos"san...," tambahnya di akhiri dengan emoji nangis.
Video itu diunggah di akun @viral62com. Admin dari akun tersebut juga memberikan keterangan di unggahannya.
Ia menanyakan kepada warganet soal kondisi TV mereka. Apakah pengalaman ibu dan anak itu juga dirasakan oleh warganet lain.
"tipi kalian gimana gaes?," tanyanya.
Tanggapan warganet
Warganet yang melihat unggahan itu lantas ramai memberikan tanggapan. Banyak dari mereka yang merasa kasian dengan anak yang ada di dalam video. Mereka berharap ada yang mau mengirimkan STB kepada keluarga itu.
"Kasiaan...imbas kebijakan kerasa bgt k rakyar kecil.. Saat semua serba sulit, hanya acr tv tuk hiburanpun dihilangkan..jahat amatt," ucapnya.
"semoga ada yg ngirimin paket tv box ke ibu tsb..," harapnya.
"Ya Allah...kasian liatnya dedek Ampe gitu nangisnya pemerintah emang suka kadang²," tuturnya.
"ini malah kaya anak tantrum, yang kebanyakan dikasih hp sama tv," sahutnya.
"Terkadang pemerintah buat keputusan tanpa memikirkan orang kalangan bawah. Kasian banget si ade ," sebutnya.
"STB pasti dialihkan ke para keluarga RT dan kelurahan ," celetuknya.
"Trlalu memaksakan dan tidak memikirkan dampaknya heran, gak penting bgt hrus pake yg Kya gt. Mending Semunya dibagi alatnya," tulisnya.