Berbeda dengan Lisna yang melihat kabar viral jajanan jengkol ini di berbagai medsos, ada salah satu pembeli yang berasal dari Desa Anjir Pasar yakni Adi dan Rahmadiah yang datang bersama anak lelakinya Muhammad Aflah.
Ia mengaku, sering melewati jalan utama Martapura-Sungai Tabuk-Banjarmasin ini untuk pergi ke Martapura mendatangi sanak keluarganya. Melihat suasananya yang ramai serta terdapat tulisan kuliner jengkol tak berbau akhirnya membawa Adi beserta keluarganya tertarik mencicipi makanan itu.
“Sering lewat sini dan melihat kok rame terus jadi singgah ikutan juga mencoba, tapi belum tau sih bener tidak bau kah atau gimana, nanti kita liat, kayanya sih tidak bau,” ucapnya.
Saat ia datang sekitar pukul 16.00 Wita, beruntung ia beserta istri dan anaknya berkesempatan mencicipi gurih dan manisnya jengkol lalaan.
Baca Juga:Laka Maut Rombongan Umrah di Banjar, 4 Orang Tewas
“Ini pertama kali mencoba dan memang yang bikin beda itu dari yang lain adalah lalaan-nya gurih sekali, dan manis ditambah dengan jengkolnya pas enak. Insyaallah ke sini lagi,” bebernya.
Sementara itu, sang pemilik warung D’Jaring Martapura, Wendi masih terlihat sangat sibuk melayani pembeli, meski jengkol sudah ludes terjual.
Ternyata Wendi sudah merintis usaha ini sejak tahun 2016 silam, kemudian ia terus bertransformasi menjajakan kuliner itu di sosial media. Wendi mengatakan tak ada resep khusus dari dirinya saat mengolah jengkol sehingga tak berbau.
“Kebanyakan orang tertarik apa benar tidak berbau, dan kita suguhkan jengkol yang sebelumnya sudah direndam dan dimasak lama kemudian disandingkan dengan lalaan yang kami masak langsung di sini, sehingga ada sensasi hangatnya,” katanya.
Warung jengkol ini pun semakin laris. Dalam sehari Wendi bisa menghabiskan hingga 40 ribu buah jengkol dengan omzet hingga puluhan juta rupiah. Kini ia pun telah memiliki dua orang karyawan dan mereka juga ikut melayani dengan sistem delivery oleh Gojek.
Baca Juga:Miris! Antre 1,5 Jam di Teras IGD RSUD Martapura Padahal Kondisi Pasien Kritis
Menemukan warung ini pun tak sulit karena letaknya berada persis di pinggir jalan dengan rombong berukuran 3×3 meter berdinding warna biru. Beberapa tenda juga dibuka untuk pengunjung yang ingin langsung makan di tempat.