Sebagai kepala kamar, tak jarang ia menguatkan mental teman sekamarnya. Sekedar memberi motivasi untuk lebih tegar menjalani masa hukuman.
"Biasanya yang baru masuk itu. Saya bilang, lihat saja saya. Sudah begini (vonis seumur hidup) bisa bersabar," katanya.
Cara paling ampuh, kata Sudarman, mengobati kerinduan dengan dunia luar melalui pendekatan agama. Berpasrah dengan Ilahi, upaya paling manjur untuk sabar.
Apalagi selama di Lapas Bontang, seluruh kegiatan keagamaan cukup banyak. Ia bahkan menceritakan pengalamnnya sendiri selama di sana.
Baca Juga:Hari Raya Idul Fitri 1444 H, Warga Binaan di Lapas Purwakarta Dapat Remisi
"Saya dulu tak bisa mengaji, sekarang sudah lupa berapa kali khatam Al Quran," katanya.
Berharap Ampunan
Vonis seumur hidup bisa dikurangi melalui permohonan grasi ke Presiden atau Peninjauan Kembali (PK) di Makhkamah Agung.
Sudarman hanya berharap pengampunan bisa ia terima dari negara. Walau tak besar, ia tetap optimistis bakal diwujudkan.
"Jalani saja, saya sudah berdamai dengan ini. Mungkin memang begini jalan hidup ku," ungkapnya.
Baca Juga:Sipir Lapas Lampung Pamer Punya Moge Harley, Emang Berapa Sih Gaji Sipir?
Kepala Kesatuan Pengamanan Lembaga Permasyarakatan (KPLP) Lapas Bontang Angga Nurdiansyah mengatakan, ada perlakuan khusus bagi napi seumur hidup. Perlakuan itu berupa pengawasan yang lebih kepada mereka.